Oleh : Jhojo Rumampuk
Polemik seputar nama Revan Saputra Bangsawan (RSB) kembali menjadi sorotan publik, kali ini bukan karena aktivitas tambang ilegal ataupun keterlibatannya dalam dinamika politik lokal, melainkan klarifikasi penting dari seorang wartawan yang sebelumnya mengangkat dugaan serius terhadap RSB.
Muslim Rahmat Nasution, wartawan PortalSulut.id, yang sempat mempublikasikan berita tentang dugaan keterlibatan RSB dalam aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Bolaang Mongondow Selatan, akhirnya menarik pernyataannya dan mengakui bahwa pemberitaan tersebut tidak didukung oleh bukti konkret.
Dalam video klarifikasi serta surat pernyataan tertulis yang dibuat di Polresta Manado pada 8 Juni 2025, Muslim menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada Revan Saputra Bangsawan.
Dalam surat itu, ia menyatakan bahwa informasi yang ia tulis dalam berita sebelumnya tidaklah benar dan tergolong sebagai hoaks.
“Pemberitaan tentang tambang PETI yang diduga dikelola oleh Bapak Revan Saputra Bangsawan adalah tidak benar karena tidak didukung oleh bukti yang konkret dan berita tersebut adalah hoaks,” tulis Muslim dalam suratnya.
Tak hanya menarik pernyataannya, Muslim juga menyatakan tidak akan lagi menulis atau memuat berita apa pun terkait RSB di masa mendatang, dan langkah ini telah diketahui oleh pimpinan redaksinya, Simon Ronal Siagian.
Sebagai penulis yang sempat memuat opini mengenai dugaan kriminalisasi terhadap jurnalis Muslim Rahmat Nasution oleh RSB, Redaksi Fakta News turut menyampaikan permohonan maaf kepada Revan Saputra Bangsawan.
https://youtu.be/WX-KrfWZQDg?si=RQsaDLUflcQi8q2B
Kami menyadari bahwa dalam dinamika pemberitaan yang berkembang cepat, kami belum saat itu memperoleh informasi terkini dan valid berupa klarifikasi langsung dari pihak yang bersangkutan.
Dengan munculnya pernyataan tertulis dan rekaman video klarifikasi tersebut, kami mengakui telah terjadi kekeliruan redaksional, dan hal ini menjadi pelajaran penting bagi kami dalam menjaga prinsip cover both sides dan verifikasi berlapis dalam setiap berita yang kami angkat.
Dukungan politiknya terhadap beberapa pasangan calon kepala daerah masih menjadi perbincangan yang wajar di ruang publik, namun kini penting pula ditegaskan bahwa pemberitaan yang sebelumnya mengaitkan RSB dengan aktivitas ilegal kini telah dikoreksi oleh sumber aslinya.
Apakah “bayang hitam” yang selama ini melekat pada RSB adalah fakta atau sekadar kesimpulan yang terburu-buru? Klarifikasi dari Muslim Rahmat Nasution telah memberikan jawaban tegas atas satu bagian cerita tersebut.Penulis percaya bahwa kebenaran tetap harus dikedepankan, namun juga bahwa setiap pihak berhak mendapatkan keadilan, termasuk hak untuk membela nama baiknya.
Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua: kewartawanan adalah kekuatan, namun juga tanggung jawab.
