Oleh : Jhojo Rumampuk
Faktanews.com – Tajuk. Sebelumnya penulis mengucapkan terima Kasih atas dedikasi yang dipersembahkan oleh Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad Al-Haddar kepada Provinsi Gorontalo. Dimana beliau telah mencatat sebuah sejarah semenjak menjabat sebagai Gubernur sejak 10 Desember 2001 hingga 22 Oktober 2009.
Berbagai macam torehan prestasi atas kepemimpinannya untuk Provinsi Gorontalo hingga sebanyak 81 persen masyarakat Bumi Serambi Madinah masih cinta dan mempercayai Fadel Mohamad sebagai pemimpin yang adil dan bijak.
Gorontalo pun pernah mendapatkan rekor MURI atas kontestasi Pemilukada dengan catatan persentase pemilihan suara tertinggi diseluruh Indonesia dalam Pemilihan Gubernur dengan 81 persen suara masyarakat Gorntalo.
Padahal, dengan basic sebagai seorang pengusaha. Fadel Mohamad mampu menjadi seorang politikus dan seorang akademisi hebat. Dengan Kadir politik sebagai Dewan Pimpinan Daerah Ketua Umum DPD I Partai Golkar di Gorontalo, Wakil Ketua Umum DPP Golkar. Setelah bercerai dengan istri pertamanya, dan menikah dengan Hj. Hana Hasanah binti Thahir Shahab.
Kini. Menjelang Pemilu 2024. Banyak spekulasi dan tudingan yang menyatakan bahwa apakah Fadel Mohamad masih produktif jika dirinya masih berkeinginan untuk menjadi perwakilan Provinsi Gorontalo di Dewan Pimpinan Daerah (DPD RI).
Sosok pria lahir pada tahun 1952 ini kini sudah tak muda lagi, tepatnya di tanggal 25 Mei nanti. Ketua Umum Pengurus Dewan Jagung Nasional ini akan beranjak keumur 71 Tahun, dimana berdasarkan rentang usianya, Badan Pusat Statistik pada Tahun 2021 kemarin telah menetapkan usia produktif seseorang diukur dari umur 15 hingga 64 Tahun.
Fadel Mohamad Sudah Saatnya Turun Panggung ?
Saat ini, pertarungan politik yang dianggap paling kompetitif adalah pertarungan antara para kaum milenial dan politikus generasi tua yang bakal bersaing di 6 Kabupaten Kota 1 Provinsi, Dimana dari beberapa kontestasi yang menjadi tolak ukur, apakah benar bahwa kaum milenial sangat berpeluang mendobrak dan menghancurkan oligarki serta kesombongan kaum tua ?
Hingga ada yang beranggapan bahwa para politikus tua terkesan mengecilkan peluang kaum milenial dalam perebutan ruang kontestasi politik ditingkatkan daerah, provinsi dan nasional hingga menyebabkan terjadinya ketertinggalan dari sisi kuantitas dan kualitas.
Jika diibaratkan anak yang sekolah di Taman Kanak-Kanak, ada banyak game edukasi yang disediakan oleh sekolah tersebut, dan Fadel Mohamad sudah lama bermain dengan permainan yang sama, sehingga ada banyak antrian para siswa-siswa baru yang menunggu giliran mereka untuk bermain sembari bertanya “Apakah Bapak Itu Tidak Bosan dan Tidak Mau Naik Kelas ?”
Provinsi Gorontalo saat ini telah melahirkan kualitas SDM yang mempuni, Para generasi muda Gorontalo pun mempunyai keinginan dan hasrat untuk terjun kedunia politik seperti yang dilakukan oleh Fadel Mohamad. Sehingga banyak yang berkeinginan agar tongkat estafet pembangunan Negeri ini diwariskan.
Ditahun 2024 nanti, Usia Fadel Mohamad akan beranjak ke 72 Tahun. Sudah saatnya Fadel pensiun dari dunia politik dan diduduk bersantai serta menikmati jerih payah beliau yang sudah berhasil membuat Provinsi Gorontalo menjadi Daerah yang berkembang dan mampu melahirkan SDM berkualitas.
Jika ada sikap Legowo dari para politisi senior maka dengan menerapkan 2 variabel determinan yakni politis tua memberikan kesempatan bagi para kaum muda untuk ikut serta dalam kontestasi antara DPR RI/DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPD RI maka peluang generasi muda dalam menghadapi kekuatan oligarki politis tua dapat dipetakan.
Namun, penulis berharap ada sikap saling mendukung dan saling percaya serta adanya komitmen dari para kaum milenial dan politikus tua untuk tetap semangat membangun Bumi Serambi Madinah menuju gorontalo yang lebih baik tanpa ada rasa takut untuk menghadapi perkembangan zaman. (Bersambung)
