Mata Gorontalo (Daerah) – Kabupaten Gorontalo Utara, Beredarnya isu digantinya tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing pada proses pembangunan Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Gorontalo Utara oleh PT. Gorontalo Listrik Perdana (GLP), pun mendapat respon dari berbagai pihak. Tak Tanggung – tanggung, Orang Nomor satu di Kabupaten Gorontalo Utara ini pun angkat bicara.
Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin, mengungkapkan bahwa dirinya telah berupaya untuk melaksanakan pengawasan dengan meminta kepada Dinas Ketenaga Kerjaan Dan Imigrasi harus terlibat aktif untuk manjaga masuknya Pekerja Asing Ilegal dalam proyek tersebut. Kata Indra, Pemda Gorut juga telah menegaskan bahwa rakyat Kabupaten Gorut harus dilibatkan sebagai pekerja dalam proyek tersebut, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengurangi kemiskinan rakyatnya.

” Saya sudah Perintahkan Disnaker untuk mengawasi terus itu tenaga kerja, jangan sampai ada tenaga kerja Asing atau ilegal yang hanya memiliki pasport pariwisata namun sudah berkerja. Dan saya sudah meminta agat rakyat saya dijadikan pekerja, untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat kemiskinan ” jelas Bupati2 periode itu.
Hal tersebut sangat tegas, namun sayangnya berbalik hasil dari fakta dilapangan. Pasalnya, tenaga kerja lokal sudah diganti satu persatu dengan tenaga kerja asing oleh PT. GLP, Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Tanjung Karang Halid Tuna kepada awak media. Menurut Halid, pekerja lokal bukan dikeluarkan namun diganti dengan tenaga kerja asing satu persatu, bahkan pihaknya telah menemukan banyak Pekerja Asing yang tak mengantongi Visa Kerja dan hanya memiliki Visa Kunjungan.
” Beberapa perkerja Lokal bukan dikeluarkan, namun mulai di kurangi satu persatu. kebanyakan dari mereka yang tak punya Pasport, saat diperiksa banyak yang lari karena identitas mereka tak jelas,” ungkap Kades Tanjung Karang itu.
Halid menambahkan bahwa, Selain perkara pergantian tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja Asing, ketidak jelasan perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan pihak Perusahaan telah mengakibatkan hadirnya banyak para pekerja dari Pulau Jawa dan Kalimantan. Pasalnya Perusahaan PT. GLP ditengarai telah berkerjasama dengan 6 (Enam) kontraktor yang hampir seluruh pekerjanya adalah orang diluar Provinsi Gorontalo.
” Para pekerja Lokal, kebanyakan orang jawa, mereka pekerja dari kontraktor-kontraktor yang dibawa oleh Pihak Perusahaan, kurang lebih ada 6 kontraktor,” jelas Halid.
Ironisnya, Kata Kades Halid pihak Perusahaan sering tak membayarkan Gaji para pekerja Lokal di Desanya. Padahal kontribusi yang diberikan untuk Desa secara langsung terlalu kecil.
” Para pekerja lokal sering mendemo kepada saya, kalau gaji mereka tak kunjung diterima, akhirnya saya yang mediasi, ” Tegas Kades Halid.
Hingga berita ini diterbitkan, PT. Gorontalo Listrik Perdana, tidak mau memberikan klarifikasinya kepada awak media. (mg-fn)