Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Tajuk

Rum Pagau dan Potret Buruk Politisi Tendensius

×

Rum Pagau dan Potret Buruk Politisi Tendensius

Sebarkan artikel ini

Faktanews.comTajuk. Pernyataan Rum Pagau yang menuding Wartawan “Tukang Fitnah” yang selalu bertendensi uang, dapat dipandang tidak hanya menghina dan merendahkan martabat profesi jurnalis, tapi juga dapat dipandang,betapa politisi yang nota bene merupakan mantan Bupati Boalemo ini seakan telah kehilangan akal sehat sehingga kebablasan dan menggambarkan, dirnya tidak lagi memiliki nurani sebagai seorang manusia yang bermartabat.

Rum Pagau nampaknya lupa dengan ungkapan “mulutmu harimaumu” yang sejatinya harus memfilter dengan akal sehat sebelum membuka mulut. Mungkin, Rum Pagau juga lupa,bahwa “Lidah tak bertulang”, lidah itu lebih tajam dari belati yang jika tidak mawas diri sewaktu-waktu dan dengan siapa saja dapat melukai perasaan orang lain yang sulit sembuh dan terus membekas sepanjang hayat hidup manusia.

Rasa-rasanya tidak ada alasan sedikitpun yang bisa dijadikan diksi untuk membenarkan sikap, perilaku dan ucapan tendensius Rum Pagau yang begitu bangganya dia menghina dan merendahkan martabat profesi Wartawan.

Rum Pagau bukan masyarakat biasa, ia seorang mantan Bupati, politisi senior yang sejatinya menjadi panutan dan teladan. Bahkan Rum Pagau juga, jauh sebelum terjun ke dunia politik adalah seorang Wartawan meski tergolong Wartawan “plat merah” yang sudah jelas memiliki marwah serta menjiwai profesi Wartawan.

Oleh karena itu, Rum Pagau sudah dapat dipastikan telah dengan sengaja dan dengan kesadaran yang tinggi melontarkan statemen yang menistakan profesi Jurnalis dengan tudingan miring yang sifatnya “mengeneralisir” seakan semua Jurnalis suka menyebar berita fitnah dengan orientasi uang.

Biasanya suatu tudingan dan tuduhan miring  tanpa dasar atau tanpa alasan yang logis hanya dilakukan oleh orang yang berusaha “memakaikan pakaiannya sendiri” kepada orang lain. 

Dengan begitu, tudingan miring Rum Pagau terhadap profesi Wartawan ini memiliki korelasi yang sangat erat dengan “Pakaiannya Sendiri” yang coba ia pakaikan kepada Wartawan zaman sekarang. Artinya, mungkin saja tudingan itu pernah  ia lakukan semasa masih melakoni profesi Wartawan.

Dari sini boleh disebut, Rum Pagau termasuk kategori orang yang suka  “Teledor” dan “Asbun” atau asal bunyi yang sebenarnya bisa mencelakai dirinya sendiri. 

Bukti keteledoran Rum Pagau ini dapat dilihat pada kasus “pencoretan” dirinya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon Bupati “incumbent” pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akhir tahun 2015 silam. Kala itu ia berbuat blunder melakukan mutasi ASN 6 bulan sebelum Pilkada yang melanggar Undang-Undang.

Hal ini sekaligus menjadi indikator yang kuat bahwa Rum Pagau sangat tidak pantas untuk dipilih sebagai khalifah, jika ia mencalonkan kembali sebagai Bupati Boalemo pada Pilkada tahun 2024 ini. 

Keteledoran seorang pemimpin akan membawa resiko yang sangat berbahaya bagi rakyat yang dipimpinnya, apalagi kalau keteledoran itu sudah melekat kuat dalam dirinya. Meminjam istilah orang Gorontalo kalau sudah menjadi  “Watade”  akan sulit hilang meski sudah sering diingatkan oleh orang lain.

Jauh lebih penting lagi, ke depan kasus seperti ini tidak perlu terulang kembali. Artinya sikap teledor dan blunder Rum Pagau ini menjadi pelajaran berharga bagi siapapun, apalagi bagi seorang politisi dan mantan seorang pemimpin daerah.

Bagaimanapun, tuduhan dan tudingan yang “men-generalisir” sifatnya tidak perlu terjadi. Kalaupun  memiliki pengalaman pribadi yang buruk terhadap sikap Wartawan yang pernah ia alami, maka semestinya merujuk kepada “oknum” bukan kepada semua Wartawan.

Bagaimanapun, profesi Wartawan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai ‘pilar ke-4 demokrasi” yang dilindungi oleh Undang-Undang.

Dengan begitu, agar tidak menjadi preseden buruk dimasa yang akan datang dan sebagai bentuk efek jera, maka pihak penegak hukum dalam hal ini Kepolisian dapat mengambil tindakan tegas untuk memproses lebih lanjut persoalan ini.

Pihak Kepolisian dalam hal ini diharapkan dapat bersikap dan bertindak adil untuk memproses persoalan ini hingga tuntas dan terang-benderang, dan semoga pihak DPP dan DPW NasDem tidak memberikan rekomendasi pencalonan kepada oknum yang bisa membuat kredibilitas partai.

Hal itu penting agar ke depan tidak akan ada lagi sikap,tindakan dan perilaku yang meresahkan, apalagi sampai merendahkan serta menghina martabat profesi Wartawan yang dalam tugas-tugas jurnalistiknya dijamin oleh konstitusi. Semoga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Faktanews.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vae1Mtp5q08VoGyN1a2S. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya. Example 300x300
Example 120x600