Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Headline

Salah Transfer Dana Duka, ASN di Bonbol Jadi Korban Tekanan Pihak BSG

×

Salah Transfer Dana Duka, ASN di Bonbol Jadi Korban Tekanan Pihak BSG

Sebarkan artikel ini

Faktanews.comGorontalo. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bone Bolango baru saja kehilangan anak tercinta. Namun di tengah duka mendalam, ia justru dihantam tekanan dari sistem perbankan yang semestinya menjadi penopang, bukan sumber beban baru. Bukan hanya rekam jejak emosional yang harus ia lalui, tapi juga tudingan, pemblokiran rekening, hingga ancaman pidana semua akibat salah transfer dana klaim kematian.

Kisah bermula ketika ASN tersebut mengurus klaim dana duka dari PT Taspen. Namun, tidak ada informasi resmi mengenai jumlah yang akan diterima. “Petugas Taspen hanya bilang, ‘Tunggu-tunggu saja, Pak, nanti masuk di rekening.’ Tidak ada penjelasan berapa nominalnya,” tuturnya kepada tim media.

Beberapa waktu kemudian, dana sekitar Rp47 juta masuk ke rekening pribadinya. Mengira dana itu merupakan hak sahnya, ia pun segera menggunakannya untuk kebutuhan tahlilan, logistik pemakaman, dan bantuan bagi keluarga—sekitar Rp15 juta habis dalam waktu singkat.

Namun belum genap 24 jam, Bank SulutGo menghubunginya. Mereka menyatakan telah terjadi salah transfer; dana seharusnya hanya sekitar Rp4 juta. Sisanya, diminta untuk dikembalikan secepatnya.

“Saya kira itu memang dana klaim. Kalau dari awal dijelaskan, tentu saya takkan pakai. Tapi tak ada info apa-apa,” jelasnya.

Ia pun meminta waktu untuk mengembalikan kelebihan dana, seraya menunggu hasil penjualan tanah miliknya. Namun permintaan itu ditanggapi dengan peringatan dan tekanan.

“Saya sampaikan, saya akan kembalikan uang itu, tapi tunggu tanah saya laku dulu. Mereka bilang akan dilaporkan dulu ke atasan,” ucapnya.

Namun yang membuat situasi makin pahit, tanpa pemberitahuan lebih lanjut, rekening miliknya bahkan rekening sang istri dibekukan. “Kami tak bisa ambil uang sepeser pun. Anak dan istri saya sampai kelaparan. Untuk makan pun kami kesulitan,” katanya lirih.

Setelah pihak bank mengunjungi rumahnya, tekanan kian menjadi-jadi. Ia mengaku diancam akan diproses secara pidana jika dana tidak dikembalikan dalam waktu 1×24 jam. Ia juga ditawari pinjaman oleh bank untuk menutupi dana yang sudah terpakai.

“Awalnya saya tolak. Tapi karena terus ditekan dan diintimidasi, saya terpaksa pinjam juga. Saya korban salah sistem, kenapa saya yang harus menanggung semua?” tegasnya.

Tim media menelusuri lebih jauh dan mendatangi Kantor Cabang Bank SulutGo Kota Gorontalo. Hasilnya, disepakati agenda mediasi yang digelar pada Senin (2/6/2025) di kantor Kanwil Bank SulutGo.

Dalam pertemuan itu, pihak bank mengakui adanya kesalahan internal sistem dan menyampaikan permohonan maaf kepada nasabah. Mereka jelaskan bahwa pemblokiran rekening dilakukan atas dasar protokol keamanan.

“Kami juga ada undang undang yang menjadi dasar dilakukannya pembokiran rekening”, Ujar Pimcab BSG Kota.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak bank menawarkan skema keringanan dan poin solusi untuk meringankan beban nasabah. Namun sang ASN memilih meminta waktu untuk mendiskusikannya bersama keluarga.

“Nanti saya bicarakan dulu sama keluarga, terutama istri saya,” ujarnya pelan.

Dampak dari kesalahan pihak BSG, ASN tersebut mengaku telah ditelepon langsung oleh Bupati, Sekretaris Daerah, dan atasannya, yakni Kepala Badan Keuangan Daerah, untuk segera mengembalikan dana yang bukan menjadi haknya.

“Saya ditelepon langsung oleh Bupati, Sekda, dan atasan saya, yaitu Kaban Keuangan. Mereka meminta saya mengembalikan uang tersebut. Otomatis saya pasti down. Apalagi informasi yang disampaikan ke pimpinan saya itu setengah-setengah, seolah-olah saya menggunakan uang yang bukan milik saya, dan harus segera dikembalikan,” ujar ASN tersebut kepada media ini, dengan nada kecewa.

ASN tersebut mengaku tidak diberi ruang untuk menjelaskan kronologi secara utuh. Ia merasa telah dijatuhkan secara sepihak oleh pemberitaan yang tidak lengkap dan penilaian yang keliru dari rekan-rekan sejawat.

“Di mata mereka saya pasti dianggap salah. Padahal, harusnya dijelaskan bahwa ini murni salah transfer dan ada kesalahan sistem. Tapi yang tersebar justru isu seolah-olah saya ‘bapancuri’. Banyak teman tanya, ‘eh, ana dengar ngana dapat kasus dengan BSG?’. Akhirnya saya harus jelaskan lagi ke mereka, ketemu orang baru, jelaskan lagi, begitu terus. Saya sangat malu. Saya minta nama saya dipulihkan,” tegasnya.

Namun sangat disayangkan ketika awak media melakukan konfirmasi kepada Pimpinan Bank Sulutgo Cabang Kota Gorontalo, yang bersangkutan enggap memberikan tanggapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Faktanews.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vae1Mtp5q08VoGyN1a2S. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Example 300x300
Example 120x600
Example 300x300