Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Gorontalo, PH (21), Pemuda Desa Toyidito yang menjadi korban penganiayaan Kepala Desa Toyidito Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo HY alias Hamid. Pasalnya, PH adalah korban salah tangkap, diduga melakukan pencurian dan dihakimi oleh massa yang dipimpin langsung oleh Kades tersebut.
Hamzah Supu, selaku keluarga korban FH mengaku keberatan dengan kejadian tersebut. Pihaknya menyangkan dugaan penganiayaan demikian dengan tindakkan main hakim sendiri oleh Kades Hamid yang menggelandang PH ke Kantor Polisi, tanpa barang bukti dengan tuduhan pencurian.
” Anak kami itu masih warga Desa Toyidito, warganya dia (Kades_red) juga. Kenapa tidak ada upaya pemberitahuan terlebih dahulu kepada kami sebagai orang tua. Padahal pasca penangkapan itu mereka (Kades dan warga) melewati rumah kami,” kata Hamzah Supu kepada Wartawan, Ahad (25/08).
Kecewa dengan tindakan main hakim itu, Hamzah mengungkapkan bahwa sikap Kades tersebut tidak mencerminkan seorang pemimpin. Sebab, dengan konsep kepemimpinan tentu harus membuat warganya nyaman dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah.
” Seharusnya dibawa ke Kantor Desa dulu. Diintrogasi, kalau perlu dipanggil dulu orang tuanya. Ini kenapa langsung ke Kantor Polisi, tanpa barang bukti lagi. Kami sebagai keluarga korban meminta kades menjelaskan persoalan ini, kalau perlu minta maaf dan melakukan klarifikasi ke publik. Ini masalah soal harga diri kami sebagai keluarga,” tandas Hamzah Supu.
Kepala Desa Toyidito, Hamid Yantu, saat dikonfirmasi mengugkapkan, pada saat itu warga yang ikut melakukan penangkapan tidak mengenali PH, sehingga terjadilah pemukulan.
” Saya sendiri sempat memukul, karena saat itu saya minta motornya disetop, namun dia (PH_red) tidak mau berhenti dan terjadilah seperti itu. Nanti pas ditangkap saat tengah bersembunyi, saya minta warga tidak lagi melakukan pemukulan karna diketahui dia masih warga saya. Saya langsung mengarahkan warga untuk mengantar ke Kantor Polisi untuk mengamankan dia,” kata Kades Hamid Yantu.
Hamid menambahkan, tindakannya tersebut terjadi saat waktu sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari.
” Sebab waktu kejadian kami cegat dia tidak mau berhenti, dan juga warga mengatakan ke saya, sudah dialah pelaku pencurian didesa yang sudah terjadi beberapa waktu ini. Tapi itu sebelum kami tau dia yang sebenarnya,” ujar Hamid Yantu.
Sementara itu, PH yang sempat di wawancara mengaku, dirinya tidak mengetahui bahwa dirinyalah yang menjadi tujuan amukan warga saat itu. Namun saat melihat warga berteriak dan menuju kepadanya, dirinya langsung berupaya menyelamatkan diri dengan tidak menghentikan kendaraannya saat itu.
” Banyak sekali dorang (mereka), jadi saya so tako (sudah takut). Jangan sampai terjadi apa-apa dengan saya, makanya saya melarikan diri. Kalau cuma 3 atau 4 orang tidak apa, cuma ini sudah banyak, jadi saya takut,” tutup PH. (rp-fn)