Faktanews.com (Daerah) – Gorontalo, Sebagai garda terdepan dalam menyambung aspirasi rakyat, mahasiswa, oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta agar Pemerintahannya agar terus dikritisi. Hal ini dikatakannya dihadapan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Gorontalo, Jumat (4/1).
Kata Gubernur Rusli, selama kritikan yang disampaikan disertai bukti kongkrit dan santun maka tidak ada alasan untuk tidak didengarkan.
“ Selama kalian menyampaikan dengan santun, dengan bukti-bukti yang konkrit, pasti saya terima. Kalian teriak-teriak, merusak, apalagi anarkis, maka saya sebagai gubernur sangat tidak menginginkan hal seperti itu,” Terang Rusli.
Lebih dari itu, Gubernur Rusli Habibie meminta para mahasiswa menilai secara objektif dan memiliki kajian mendalam terhadap berbagai persoalan di daerah. Dia mencontohkan, saat ini setidaknya ada 10 dugaan kasus tindak pidana korupsi (Tipikor) yang sedang disupervisi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kawal semua kasus tipikor yang ada baik di provinsi, kabupaten/kota yang sekarang diproses oleh aparat penegak hukum, baik di polda maupun kejaksaan. Kaji dari kacamata hukum, bukan yang lain. Jangan mau kalian ditunggangi oleh oknum-oknum yang membuat masalahnya digoreng-goreng dan menjadi bias,” pinta Rusli.
Sebaliknya, Rusli bersama pemerintahannya sangat terbuka dengan berbagai persoalan, termasuk menanggapi berbagai tuduhan dan fitnah. “Saya hanya tidak ingin mahasiswa terjebak dalam persoalan yang tidak substantif dan kesannya politis,” lanjut dia.
Pada pertemuan yang dilakukan secara santai namun serius itu, mahasiswa pun menyampaikan berbagai aspirasinya. Salah satunya terkait program beasiswa penyelesaian akhir studi dan beasiswa Strata II (S2).
“Kami harap program tersebut dapat ditingkatkan karena sejalan dengan program unggulan, yakni pendidikan gratis,” ujar perwakilan mahasiswa.
Mereka juga menyerahkan hasil rekomendasi Temu BEM ke-II yang digelar awal Desember 2018. Rekomendasi berupa surat tertulis dan konsepsi “Pembangunan Berkelanjutan, Sebuah Cita-Cita Bangsa” sebagai penjabaran tentang program Sustainable Development Goals (SDGs). (hi/fn)