Faktanews.com (Daerah) – Kota Gorontalo, Terpicu akan rasa ketidak puasan terhadap sistem birokrasi yang ada di Universitas Negeri Gorontalo, ratusan mahasiswa menggelar unjuk rasa terkait isu sentral “Kartu Merah” didepan gedung biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan (BAKP).
Aksi yang sempat ricuh itu, mendesak pihak rektorat Kampus merah maron itu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan menuntut 7 poin tuntutan yang dinilai merugikan mahasiswa.

Adapun sejumlah tuntutan mahasiswa itu adalah meminta waktu tambahan dalam pengimputan nilai agar mahasiswa bisa melaksanakan ujian skripsi, mengembalikan dana mahasiswa Bidik misi yang telah membayar SPP, menolak Pungutan Liar di internal Fakultas dan Jurusan pada proses Ujian proposal dan Praktikum, Penyalah gunaan wewenang Oleh Oknum Pejabat Kampus, Menuntut melibatkan mahasiswa dalam mekanisme persiapan MOMB, tidak melakukan penundaan Pemilihan Rektor, dan Meminta Kejelasan Wisuda untuk tahun 2019 yang belum juga jelas nasibnya.
Fian Hamza selaku Presiden BEM UNG menuturkan dalam pesan via WhatsAppnya bahwa pihaknya berharap agar tuntutan tersebut dapat di tanggapi dan di akomodir oleh pihak Birokrasi Kampus.
“Saya berharap, melalui aksi yang kami buat dapat direspon dengan baik oleh pihak kampus UNG,” Jelas Fian.
Wakil Rektor I Prof. Mahluddin Baruadi, kepada awak media mengatakan bahwa pihaknya akan mengupayakan agar permintaan masa aksi tersebut untuk segera dibahas pada tingkatan birokrasi kampus khususnya skala Rektorat.
“Karena akademik itu sangat normatif. Jadi secara normatif ada prosesnya dari bawah sampai keatas pihak rektorat. Jadi tuntutan tadi patut dipertimbangkan dan akan kami proses, ” Tegas Warek Bidang Akademik itu.(fn11)