Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Pohuwato – Bupati Syarif Mbuinga turut hadir dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Sulutgo, Senin (11/3) kemarin. Bertempat di Grand Kawanua Novotel Manado kegiatan ini dihadiri oleh para pemegang saham dan jajaran Direksi Bank Sulutgo.
Ditemui awak media di sela-sela kegiatan tersebut, Bupati Syarif Mbuinga mengatakan bahwa penting satu daerah atau gabungan beberapa daerah membentuk satu Bank daerah, milik dari pemerintah dan masyarakat. Dimana saat ini provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki Bank Sulutgo secara bersama-sama.
“Kalau Gorontalo mau menarik. Lepas dari misalnya sudah ada rencana atau keinginan menempatkan di Bank lain. Tetapi semangatnya harusnya kan semangat apakah Gorontalo sudah saatnya untuk membentuk Bank daerah sendiri. Kan belum waktunya. Persyaratannya, modalnya,” tutur Syarif.
Namun begitu Bupati Syarif optimis bahwa kedepan Provinsi Gorontalo sudah mampu membentuk sebuah Bank daerah sendiri. “Arahnya kita akan ke sana. Nah, selama kita belum punya Bank daerah. Kita saat ini memiliki Sulutgo secara bersama-sama. Semula dia Bank Sulut, kita berjuang untuk merubah nama Bank Sulut menjadi Bank Sulutgo. Karena ada dua Provinsi di dalamnya, Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo. Dan kalau ada permasalahan maka forum RUPS ini yang akan membicarakan,” tambahnya.
Syarif juga menjelaskan beberapa hal yang didiskusikan pada RUPS. Diantaranya mengenai beberapa persoalan yang terjadi di Bank Sulutgo yang cabangnya tersebar di daerah-daerah termasuk Pohuwato.
“Memang ada hal-hal yang perlu (didiskusikan, red). Menyangkut masalah kredit ASN dan lain sebagainya. Satu kawan saya menghendaki bahwa Bank ini lebih ditonjolkan fungsi sosial, bila perlu bunga Banknya paling rendah. Tetapi kan penjelasan pak Gubernur, PST, juga Direksi bahwa ada aturan main,” ujar Bupati Syarif.
Lebih lanjut Bupati dua periode itu juga menyadari bahwa sebuah Bank termasuk Sulutgo harus lebih berorientasi pada keuntungan (Profit Oriented). Dengan tetap memperhatikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah. Dimana hal tersebut berkembang dan menjadi salah satu pembahasan utama dalam diskusi.
“Artinya harus dipisahkan Bumdes, BUMD dengan Bank. Sepengetahuan saya bahkan BUMD, Bumdes profit orientednya jelas, harus. Apalagi Bank. Nah kalau penonjolannya fungsi sosial, waduh gimana. Nah itu dibicarakan. Itu kan dikeluhkan oleh sebagian besar ASN bahkan pak Gubernur Sulawesi Utara pun beliau kalimatnya begini, saya pun pusing menerima aspirasi dari ASN saya kaitan dengan masalah layanan. Itu juga yang dibicarakan untuk perbaikan. Diskusinya tadi sangat dinamis,” pungkas Bupati Syarif. (FN-01)