Faktanews.com (Daerah) – Provinsi Gorontalo, Minimnya minat siswa untuk bersekolah di SMK, sepertinya seiring dengan minimnya sarana prasarana yang dimiliki sekolah sekolah tersebut.
SMK 3 Gorontalo misalnya, kunjungan lapangan Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo yang didampingi Kepala Seksi Peserta Didik Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbupora Provinsi Gorontalo, mengungkap sejumlah fakta.
Sekretaris Komisi IV Hidayat Bouty ditemui usai agenda tersebut mengatakan, pengadaan terakhir untuk sarpras di sekolah tersebut, terakhir kali dilakukan pada tahun 80 an. Puluhan tahun lalu, sekolah ini membeli peralatan untuk praktek para siswa, setelah itu tak ada lagi, kata Hidayat.
Selama ini kata dia, pihak sekolah hanya mengandalkan anggaran yang bersumber dari dana BOS untuk membantu operasional, termasuk peralatan praktek para siswa. Dana BOS yang jumlahnya terbatas, tentu berpengaruh terhadap ketersediaan dan kesiapan peralatan.
Dia memberi contoh, mesin bubut yang ada di SMK 3 Gorontalo, dalam kunjungan lapangan Senin tadi, dari puluhan yang ada, tersisa 5 yang masih berfungsi, itupun beberapa diantaranya sudah mengalami perbaikan beberapa kali. Bergantian siswa menggunakan peralatan tersebut untuk mempraktekkan ilmu dan teori yang diperoleh sebelumnya. Bahkan, tak jarang mesin bubut tersebut harus diperbaiki, ini tentunya membutuhkan dana, ungkap Hidayat.
Itu kata dia, baru untuk satu jenis peralatan untuk praktek siswa. Belum lagi untuk praktek lainnya. Sedikit berbeda kondisinya di SMK 5 Gorontalo. Sekolah ini kata dia, membutuhkan aula. Selama ini, pertemuan yang digelar, hanya memanfaatkan lapangan yang tersedia. Jadi, tidak boleh lewat jam 9 pagi pertemuan itu, ujar Hidayat.
Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan pendidikannya di SMK. Cerita dari mulut ke mulut, berdampak cukup besar terhadap minat siswa untuk bersekolah di SMK. Berbeda dengan sekolah umum lainnya, yang nyaris disetiap tahun, harus menambah ruang kelas.
Sementara itu, Kepala Seksi Peserta Didik Bidang Pembinaan SMK Dinas Dikbudpora Provinsi Gorontalo Siti Maria Lahidjun mengatakan, SMK memang membutuhkan anggaran operasional yang besar. Anggaran tersebut kata dia, nantinya digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan unit produksi. Apalagi kata dia, Presiden RI telah mengeluarkan instruksi terkait revitalisasi SMK. “Sebagian besar peralatan mesin di SMK 3, itu diadakan 1984. Jadi sagat dibutuhkan peremajaan,” ujarnya.
Setiap Gubernur nantinya, akan dievaluasi setiap 6 bulan, terkait dengan instruksi tersebut. Karenanya, pada pelaksanaan dari instruksi ini, membutuhkan anggaran yang besar,” kata Siti. (Adv)