Fakta News – Gorontalo. Sejumlah tokoh penambang dan aktivis lingkungan menyoroti keterlibatan Revan Saputra Bangsawan (RSB) dalam eskalasi konflik pertambangan rakyat dengan PT. Gorontalo Mineral (GM) di wilayah Kabupaten Bone Bolango.
RSB diduga menjadi aktor utama dalam mendorong gerakan penolakan terhadap perusahaan tambang tersebut.
Berdasarkan informasi dan data yang dihimpun Fakta News, RSB tercatat menginisiasi dua kali pertemuan penting dengan sejumlah tokoh penambang rakyat Suwawa.
Pertemuan pertama berlangsung di rumah dinas Wakil Bupati Bone Bolango pada 28 Maret 2025, disusul dengan pertemuan kedua di kediaman pribadi RSB di Moodu, Kota Timur, pada 4 April 2025.
Sumber terpercaya Fakta News menyebutkan bahwa agenda utama dari kedua pertemuan tersebut adalah membangun narasi penolakan terhadap keberadaan PT. GM di Bone Bolango. RSB bahkan dikabarkan menawarkan diri untuk mendanai seluruh gerakan perlawanan tersebut, termasuk logistik dan operasional aksi.
“Memang benar pertemuan itu terjadi. Bahkan saya masih menyimpan dokumentasi foto di Rumah Dinas Wabup. Tapi ketika kami melihat niatannya bukan murni memperjuangkan nasib penambang, kami menolak dan memilih jalan sendiri tanpa ditunggangi kepentingan apa pun,” ungkap salah satu tokoh Bone Bolango yang enggan disebutkan namanya.
Keterlibatan RSB pun disebut-sebut tak lepas dari janji politik pasangan calon kepala daerah yang ia sponsori dalam kontestasi lokal sebelumnya.
Diketahui, pasangan tersebut sempat mendapat dukungan kuat dari komunitas penambang rakyat Bone Bolango.
Hal senada disampaikan Wahyu Pilobu, aktivis lingkungan asal Gorontalo yang telah lama mengamati dinamika pertambangan di wilayah tersebut.
“Saya sempat dengar bahwa seluruh kebutuhan pergerakan akan ditanggung oleh RSB. Bahkan dia minta dihitung anggarannya. Tapi kalau benar niatnya tulus, kenapa harus lewat jalur gelap seperti ini?” kata Wahyu.
Wahyu pun menyoroti motif tersembunyi di balik sikap ‘dermawan’ RSB dalam isu pertambangan rakyat.
“Mana ada orang waras yang keluar uang miliaran rupiah demi orang lain, tanpa imbal balik? Itu bukan solidaritas, itu investasi kepentingan. Hanya orang gila yang mau lakukan itu,” tegas Wahyu.
Hingga berita ini dirilis, Revan Saputra Bangsawan belum memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut. Upaya konfirmasi dari Fakta News melalui berbagai saluran komunikasi masih belum mendapat tanggapan.
Sementara itu, konflik antara penambang rakyat dan PT. GM terus berlanjut di tengah situasi sosial yang semakin memanas.Banyak pihak mendesak agar penanganan konflik tambang di Bone Bolango dilakukan secara transparan dan tanpa intervensi dari pihak-pihak yang memiliki agenda tersembunyi.