Oleh : Surya Reksa Umar | Presiden BEM UNG Terpilih
Faktanews.com – Opini. Riuhnya Pilbem (Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM) Universitas Negeri Gorontalo tahun 2025 kini telah reda. Sorak-sorai pendukung, gemuruh debat ide dan adu strategi kampanye telah mencapai garis finish.
Pasangan Reksa Umar dan Muh. Gufron Yajitala resmi ditetapkan sebagai nahkoda baru Badan Eksekutif Mahasiswa UNG. Namun satu pertanyaan penting kini menggema: setelah ini, apa?
Inilah waktu yang tepat untuk berhenti melihat ke belakang, dan mulai menatap ke depan. Saatnya menurunkan bendera perbedaan pilihan, dan mengibarkan satu panji kebersamaan: .UNG untuk semua, semua untuk UNG.
Demokrasi Kampus, Ajang Adu Gagasan Bukan Ajang Permusuhan
Pilbem adalah cermin hidup dari semangat demokrasi di lingkungan mahasiswa. Ia bukan sekadar pesta lima tahunan versi kampus, tapi ruang ujian bagi kedewasaan politik kita sebagai agen perubahan. Kita boleh berbeda pilihan, berbeda warna almamater organisasi, atau berbeda cara pandang—namun kita tetap satu tubuh: Mahasiswa UNG.
Seperti yang dikatakan filsuf Yunani Socrates, “Rahasia perubahan adalah memusatkan seluruh energi bukan untuk melawan yang lama, tapi membangun yang baru.” Maka setelah Pilbem, mari kita satukan energi untuk membangun BEM dan kampus ini menjadi lebih baik. Karena sungguh sia-sia jika semangat yang besar hanya berhenti di bilik suara.
Menang Adalah Amanah, Kalah Bukan Akhir Segalanya
Euforia hanyalah sesaat, tapi tanggung jawab menanti sepanjang masa jabatan. Rakyat mahasiswa sudah menaruh harapan: bukan hanya pada program kerja, tapi pada sikap kepemimpinan yang adil, terbuka, dan berpihak pada kebenaran. Jangan biarkan jabatan mengubah integritas, jangan biarkan kekuasaan menumpulkan keberpihakan.
Sementara itu, bagi yang belum terpilih, jangan berkecil hati. Kalian tetap bagian penting dari perjuangan ini. Demokrasi butuh kritik, kontrol, dan mitra yang tajam dan jujur. Bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk menjaga agar BEM tetap berjalan di rel perjuangan mahasiswa.
Mahasiswa UNG Harus Naik Kelas!
Kampus bukan hanya tempat kuliah dan absen. Ia adalah tempat menempa karakter, memperluas wawasan, dan merancang masa depan. Maka BEM bukan hanya simbol kekuasaan organisasi, tapi motor penggerak gerakan mahasiswa yang cerdas, progresif, dan membumi.
Tugas kita hari ini bukan sekadar menjadi mahasiswa yang aktif, tapi mahasiswa yang berdampak. Kita harus mulai berbicara tentang pendidikan yang berkualitas, UKT yang adil, ruang aman untuk berekspresi, lingkungan kampus yang ramah, hingga keterlibatan dalam isu-isu sosial, politik dan lingkungan di Gorontalo bahkan Indonesia.
Seperti kata Tan Malaka, Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda.” Maka jangan jual murah idealisme hanya demi kepentingan sesaat. Jadikan Pilbem ini titik awal konsolidasi besar gerakan mahasiswa UNG untuk tampil lebih berani, lebih bermanfaat, dan lebih membanggakan.
Mari Bersatu, Melangkah Maju, dan Membanggakan UNG
Kini bukan saatnya lagi berbicara soal “kubu kami” atau “paslon mereka”. Kini saatnya kita bersatu. Karena kemenangan sejati bukan ada pada hasil Pilbem, tapi pada hasil kerja kita bersama setelahnya.
Mari kita kawal BEM UNG 2025 bukan dengan dendam, tapi dengan semangat kolaborasi. Mari kita beri kritik yang membangun, dukungan yang tulus, dan gagasan-gagasan segar yang mampu menggerakkan.
Kita semua anak kandung kampus ini. Maka tanggung jawab membesarkan UNG bukan hanya milik BEM, tapi milik kita semua.
Hidup Mahasiswa!
Hidup BEM UNG!
Hidup Kampus Perubahan!