Faktanews.com – Tajuk. Deforestasi atau penebangan hutan secara besar-besaran yang terjadi di Wilayah Kabupaten Pohuwato kini menjadi isu hangat yang terus disoroti oleh Masyarakat dan Aktivis Lingkungan di Provinsi Gorontalo.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia kehilangan sekitar 1,2 juta hektar hutan setiap tahun dikarenakan penebangan Hutan secara besar-besaran untuk kepentingan Perusahaan.
Praktik ini tidak hanya mengurangi luas hutan, tetapi juga menimbulkan berbagai dampak serius bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Salah satu dampak paling signifikan dari deforestasi adalah hilangnya keanekaragaman hayati karena Hutan tropis merupakan rumah bagi jutaan spesies flora dan fauna. Ketika hutan ditebang, banyak spesies terancam punah karena kehilangan habitat. Hal ini berpotensi mengganggu ekosistem yang seimbang.
Selain itu, Deforestasi berkontribusi terhadap perubahan iklim. Pohon-pohon menyerap karbon dioksida, gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global. Dengan berkurangnya jumlah pohon, emisi karbon meningkat, yang mempercepat perubahan iklim dan mengakibatkan fenomena ekstrem seperti banjir dan kekeringan.
Dampak sosial juga tidak kalah penting. Komunitas lokal yang bergantung pada hutan untuk sumber kehidupan, seperti makanan dan obat-obatan, mengalami kesulitan. Pemukiman yang tergantung pada hutan sering kali terpaksa pindah atau beradaptasi dengan kondisi baru yang sulit.
Menurut Analisis tim Fores Watch Indonesia (FWI), Deforestasi hutan alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Pohuwato dalam konsesi PT. IGL dan PT. BTL sepanjang Tahun 2021 hingga Tahun 2023 sebesar 1087,25 Ha.
Banyak Perusahaan yang menerapkan kebijakan keberlanjutan dan berinvestasi dalam praktik ramah lingkungan. Namun, yang terjadi saat ini mereka hanya mengutamakan keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan yang akan dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Untuk mencegah deforestasi secara masif yang dilakukan oleh para kapitalis, Kesadaran publik mengenai isu deforestasi juga perlu ditingkatkan. Masyarakat Pohuwato harus membuka mata dan mengambil peran untuk menjaga sumber daya alam.
Dengan komitmen yang kuat dan tindakan nyata, kita masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan hutan dan melindungi planet kita untuk generasi mendatang. Hutan bukan hanya sekadar sumber daya; mereka adalah paru-paru bumi yang perlu kita jaga dan lestarikan. (Basittuda)
