Faktanews.com – Kota Gorontalo. Polemik terkait hasil RUPS Bank SulutGo (BSG) terus bergulir. Kali ini, bukan hanya soal rencana pembentukan Bank Gorontalo yang mencuat, namun juga kritik keras terhadap sikap Gubernur Gorontalo yang dinilai tidak membela kepentingan daerahnya sendiri.
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea, dalam pertemuan dengan pers, menyayangkan keputusan Gubernur Gorontalo yang dinilai pasif dalam proses penunjukan komisaris BSG. Ia menilai, tidak ada keberpihakan dari sang gubernur terhadap perwakilan Gorontalo di jajaran komisaris bank tersebut.
“Bayangkan, dari empat komisaris baru yang ditunjuk, satu-satunya wakil dari Gorontalo justru diganti. Sementara Gubernur Gorontalo hanya bilang ‘kalau itu sudah jadi keputusan, silakan’,” ungkap Adhan dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Adhan menuding bahwa dominasi pihak tertentu di lingkaran kekuasaan telah membungkam suara Gorontalo dalam keputusan penting seperti ini. Ia bahkan menyebut keterlibatan orang-orang dekat gubernur, termasuk anak dan menantu, dalam proses pengambilan keputusan yang tidak transparan.
“Kalau Gubernur tidak bisa kendalikan anaknya, bagaimana bisa mengurus daerah? Ini bukan soal keluarga, ini soal masa depan Gorontalo,” tegasnya.
Adhan juga menyoroti minimnya komunikasi dari pihak Pemprov Gorontalo dengan para kepala daerah sebelum RUPS luar biasa digelar. Ia menilai seharusnya ada forum khusus yang mengakomodasi masukan dari semua kepala daerah di Gorontalo, bukan keputusan sepihak yang merugikan.
“Seharusnya sebelum RUPS, ada pertemuan dulu antara gubernur dengan para kepala daerah. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Tidak ada konsultasi, tidak ada komunikasi,” tambahnya.
Kritik ini pun memperkuat alasan sejumlah kepala daerah di Gorontalo untuk menarik dana dari BSG dan mempercepat pembentukan Bank Gorontalo.
