Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HeadlineHukum & Kriminal

Aktivitas PETI Masuk Lokasi Baru, Mantan Aleg Pohuwato Disebut Sebagai Aktor Intelektual

×

Aktivitas PETI Masuk Lokasi Baru, Mantan Aleg Pohuwato Disebut Sebagai Aktor Intelektual

Sebarkan artikel ini

Faktanews.comKabupaten Pohuwato. Kegiatan pertambangan ilegal di Kabupaten Pohuwato terus merambah wilayah sensitif, dengan kabar terbaru menyebutkan bahwa aktivitas tersebut telah memasuki area DAM, yang menjadi sumber mata air bersih untuk tiga kecamatan di wilayah tersebut. 

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat setempat, pembukaan jalan menuju kawasan DAM dimulai sekitar tiga bulan yang lalu, atau tepatnya pada bulan Juni 2024.

Tokoh masyarakat tersebut mengungkapkan bahwa saat ini jalan yang dibuka oleh pihak yang terlibat dalam pertambangan ilegal itu hampir mencapai tujuan akhir. 

“Sekarang sudah di penghujung jalan, tinggal melewati satu gunung lagi sebelum mereka benar-benar masuk ke wilayah Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI),” ujarnya.

Lebih lanjut, disebutkan bahwa aktor intelektual di balik kegiatan ilegal ini adalah seorang tokoh masyarakat yang juga mantan anggota DPRD Pohuwato periode 2009-2014, berinisial YL alias Ka Yusu. 

Dugaan keterlibatan YL alias Ka Yusu, mantan Anggota DPRD Pohuwato periode 2009-2014 sekaligus Calon Pengganti Antar Waktu (PAW) Iwan Adam dari Partai NasDem, sebagai aktor intelektual di balik Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Pohuwato menimbulkan kekhawatiran serius. 

Jika tuduhan ini benar, YL bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam keberlanjutan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat setempat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Buntulia, YL diduga mengkoordinir masuknya puluhan alat berat ke wilayah DAM, area yang dikenal sebagai sumber mata air bersih untuk tiga kecamatan di Pohuwato. 

Informasi ini semakin diperkuat oleh pantauan di lapangan, yang menunjukkan bahwa sekitar 13 alat berat kini aktif melakukan penambangan ilegal di wilayah tersebut.

Ancaman dari aktivitas PETI ini sangat nyata. Wilayah DAM merupakan sumber utama pasokan air bersih yang dikelola PDAM Pohuwato, dan dengan adanya eksploitasi tambang yang tidak terkendali, sumber air ini berisiko tercemar dan rusak permanen. 

Bagi masyarakat di tiga kecamatan yang bergantung pada sumber air ini, dampaknya bukan hanya jangka pendek, tetapi berpotensi menghancurkan kualitas hidup mereka dalam jangka panjang.

Aktivitas pembukaan jalan yang dimotori oleh YL, berdasarkan pengakuan tokoh masyarakat setempat, hanya tinggal melewati satu gunung lagi sebelum sepenuhnya mencapai wilayah DAM. Pembukaan jalan ini sudah dimulai sejak Juni 2024, dan kini tinggal menunggu waktu sebelum PETI merambah lebih dalam ke jantung wilayah sumber daya alam yang kritis ini.

Keterlibatan seorang tokoh politik seperti YL, yang memiliki pengaruh besar di masyarakat dan pernah duduk di kursi legislatif, menambah dimensi lain dari kasus ini. 

Sebagai calon PAW yang berpotensi kembali ke lingkaran kekuasaan, peran YL dalam aktivitas tambang ilegal bukan hanya memunculkan dugaan penyalahgunaan wewenang, tetapi juga menunjukkan betapa lemahnya sistem pengawasan dan penegakan hukum dalam menghadapi penambangan liar di Pohuwato.

Situasi ini menggambarkan ironi yang tragis. Seseorang yang seharusnya berperan dalam menjaga kepentingan publik dan mendukung pembangunan daerah, justru diduga menjadi otak di balik aktivitas yang merusak alam dan mengancam kehidupan masyarakatnya sendiri. 

Jika dibiarkan berlanjut, PETI yang diduga dikendalikan oleh YL bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga menciptakan preseden buruk bahwa aktor-aktor politik bisa bebas melakukan pelanggaran hukum tanpa konsekuensi.

Tentu, masyarakat berharap agar penegak hukum bertindak tegas dalam menangani kasus ini. Pengelolaan sumber daya alam harus berpihak pada kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan, bukan pada segelintir individu yang memanfaatkan kekuasaan dan pengaruh politik untuk keuntungan pribadi.

Dalam konteks Pilkada Pohuwato yang semakin dekat, kasus ini juga menjadi pengingat penting tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan mereka yang menyalahgunakan jabatan untuk keuntungan pribadi, bahkan dengan mengorbankan lingkungan yang merupakan sumber kehidupan bagi ribuan orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Faktanews.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vae1Mtp5q08VoGyN1a2S. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya. Example 300x300
Example 120x600