Faktanews.com (Politik) – Kabupaten Pohuwato, Walaupun Pemerintahan SYAH Jilid 2 baru memasuki usia setahun, berbagai opini muncul dari para kalangan politisi Bumi Panua tentang siapa yang akan mampu menggantikan Bupati 2 Periode Syarif Mbuinga pada kanca Pilkada mendatang.
Memilih dan mempersiapkan siapa Kader terbaik Bumi Panua yang mampu menjadi penerus untuk menggantikan Syarif Mbuinga sebagai DM 1 D, Sehingganya Bupati yang Kerap Dipanggil Pasisa ini sudah mulai mengkampanyekan siapa sosok yang dianggap mampu dan siap mengabdikan dirinya untuk kesejahteraan masyarakat Pohuwato secara keseluruhan.
Dimana seorang pemimpin adalah sosok yang mampu membebaskan warganya dari belitan kemiskinan, pengangguran dan dapat menyuarakan serta menyelesaikan tangisan hati rakyatnya, tentunya akan melahirkan upaya kongkrit penanggulangan terhadap meruaknya ketidakadilan sebagai indikator ketakwaan seorang pemimpin.
Hal ini tentu akan berpengaruh kepada kepercayaan rakyat, karena jika tidak maka Kepentingan kalangan bawah oleh pemimpin itu hanya dikremasi diatas kertas berbentuk rancangan, tapi tidak teraplikasi secara nyata. Ketika ketidakpedulian birokrat seperti ini terus menggejala, maka apatisme rakyat terhadap pemimpin semakin mengakar kuat, Akhirnya kepercayaan atas pemimpin akan meredup sehingga demokratisasi ternoda kembali karena suara rakyat bukan lah suara diatas kekuasaan pejabat, melainkan suara yang mengungguli kedaulatan rakyat.
Itulah wujud kepimpinan dan politikus yang menghargai nilai-nilai kemanusian dengan merealisasikan pepatah demokrasi: dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sebab, meminjam pemikiran Ignas Kleden, ia mengatakan :”kalau demokrasi sebagai sitem politik , maka pemimpin yang demokratis adalah seorang yang berasal dari rakyat (bukan dari kalangan bangsawan), diawasi oleh rakyat(bukan mengawasi dirinya sendiri), dan bekerja untuk rakyat (bukan bekerja buat dirinya sendiri dan kelompok yang dekat dengan dirinya). Ini artinya, segala kebijakan yang ditawarkan pemerintah tidak boleh mencekik rakyat, karena pusat kekuasaan adalah terletak pada kehendak rakyat, bukan pada pundak pejabat.
Sehingga para pemimpin harus mengamalkan politik yang luhur atau berbasis pada kekuatan etika dan moral sehingga dapat menjadi politikus atau pemimpin sejati yang memperjuangkan suara rakyat tanpa dibumbui kepentingan pribadi maupun kelompok. Karena itu dengan etika politik dan bermoral merupakan pemimpin yang menjadi harapan rakyat. Semoga. (Jho)