Fakta News — Pemerintah Kota Gorontalo terus berupaya memaksimalkan dukungan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di wilayahnya dengan berbagai cara dan strategi. Namun, beberapa langkah pemerintah, khususnya melalui pelaksanaan event atau festival, mendapat kritikan tajam dari berbagai kalangan, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menggiatkan UMKM di Kota Gorontalo, mulai dari bantuan stimulan hingga penyediaan sarana pendukung seperti renovasi pasar. Namun, metode pengembangan melalui event atau festival menjadi sorotan utama beberapa pihak, terutama dari Ketua Komisi B DPRD Kota Gorontalo, Alwi Podungge.
Alwi Podungge menyatakan ketidaksetujuannya terhadap metode tersebut karena menganggapnya kurang efektif dan malah menjadi sarana terselubung. Dalam pernyataannya, Podungge menilai bahwa metode event atau festival bukanlah upaya yang efektif dalam memberdayakan UMKM.
“Memang niatnya baik, untuk mendorong UMKM. Tapi, kalau dengan system event atau festival, biasa akan jadi proyek oknum-oknum tertentu. Ada upeti untuk orang-orang tertentu,” ucap Alwi Podungge.
“Yang ada bukan pemberdayaan UMKM, tapi diberdaya! Sudah terbaca system seperti ini. Kalau memang pemerintah serius ingin membantu, mending anggaran untuk festival itu dibagi-bagi langsung kepada para pelaku UMKM, itu lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Menurut Alwi, jika pemerintah serius ingin membantu UMKM, sebaiknya anggaran yang disiapkan untuk membiayai event lebih baik diberikan langsung tanpa harus disertai dengan embel-embel event atau festival.
Bahkan, menurutnya, jika masih dibarengi dengan embel-embel event atau festival, hal tersebut dapat menjadi proyek bagi oknum-oknum tertentu yang berujung pada pembagian fee atau upeti.