Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Gorontalo, Pernyataan Kepala Desa Diloniyohu Heri Tedi disalah satu media online dan juga komentar di media social Facebook terkait tudingan pilih kasih penyaluran paket bantuan terhadap korban bencana banjir di Kecamatan Boliyohuto, dinilai sarat politik karena tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.
Hal ini bermula dari penyaluran paket bantuan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, dimana saat itu terdapat kunjungan dari pihak kementerian Sosial RI diposko Dinsos Provinsi Gorontalo yang terletak di Desa Bongo Ngo’ayu Kecamatan Boliyohuto, dengan agenda pembagian paket bantuan masing – masing sebanyak 500 paket pada warga disetiap desanya.
“ Sebelumnya, Kami tidak tahu kalau di Desa Diloniyohu juga terdapat posko bantuan BPBD dan ada aktivitas pengumpulan massa. Sejak awal kami sudah tetapkan seluruh warga yang terkena musibah yang akan menerima paket bantuan, masing-masing berjumlah 500 orang di setiap desa yang terdampak, yakni di Desa Tilote, Desa Bongo Ngo’ayu dan Desa Diloniyohu. Disamping sebagai lokasi Posko Dinsos, posisi Desa Bongo Ngo’ayu ada di tengah, maka kami meminta perwakilan dari masing-masing Desa untuk menerima bantuan di Posko Dinsos Provinsi yang berjumlah sekitar 2000-an jiwa dengan jumlah KK mencapai 836 itu, sebab tidak mungkin kita mengumpulkan semuanya disitu,” Terang Risjon.
Risjon menambahkan pihaknya merasa menyesalkan dengan statemen Kades Diloniyohu yang mengatakan bahwa ada pilih kasih terhadap bantuan yang telah disalurkan itu. apalagi telah mempolitisir bantuan hanya untuk pendukung serta memberikan komentar dimedsos terkait dengan prosesi penyerahan bantuan kemanusiaan itu.

“ Ternyata, setelah ditelusuri kepala Desa Diloniyohu menginisiatif sendiri untuk mengumpulkan warga di posko BPBD dan tidak melaporkannya di Posko Dinas Sosial Provinsi bahwa ada juga pengumpulan warga di desa tersebut, Padahal saya tahu ada Posko BPBD itu, tapi saya tidak tahu kalau ada aktifitas pengumpulan massa. Dimana itu pilih kasihnya…??? Saya pastikan itu tidak ada, disaat orang butuh bantuan, Jangan bicara politik. Karena seharusnya warga di 3 desa itu kumpul bersama di Desa Bongo Ngoayu. Apalagi kadesnya sudah menuduh pada komentarnya di Facebook, sudah bicara pendukung, ini pendukung apa…??? Dikatakan bakal calon Bupati pilih kasih, ini yang saya maksudkan bahwa jangan mempolitisir masalah kemanusiaan. Yang Nampak Kadesnya berpolitik saat masyarakat membutuhkan bantuan, dan itu yang tidak benar, jangan ada pikiran-pikiran politik disaat musibah begini, Apalagi kesannya sudah seperti memprovokasi rakyatnya yang sementara berduka karena musibah,” Tambah Risjon.
Namun begitu, setelah mengetahui ada pengumpulan massa di posko BPBD , Dinas Sosial bersama Tagana langsung menyalurkan 411 paket bantuan di Desa Diloniyohu.

Terakhir, Risjon berharap agar Kepala Desa Diloniyohu untuk selalu berpikir positif dan focus untuk memberikan perhatian pada penanganan bencana diwilayahnya. Kata Risjon, sebelumnya Dinsos Provinsi sudah memberikan banyak bantuan di beberapa daerah yang terdampak musibah diantaranya Kabupaten Gorontalo Utara, Boalemo dan Pohuwato, namun kali pertama bertemu dengan Kepala Desa berperilaku Provokatif.
“ Sudah banyak daerah yang disalurkan bantuan seperti di Gorut, Boalemo dan Pohuwato bahkan diluar daerah seperti bencana gempa di Mataram dan Palu. Namun baru kali ini kami bertemu dengan Kades yang berperilaku provokatif loh. Olehnya, saya berharap Kades Diloniyohu untuk selalu berfikir Positif dan focus saja membantu untuk memberikan perhatian terhadap warganya yang terdampak musibah. Kami di Dinsos mau seluruh masyarakat agar tetap terSENYUM walau saat ini sementara diuji oleh Allah SWT,” Harap Risjon.
Salah satu warga Desa Diloniyohu yang namanya tak mau disebutkan, Kepada Faktanews mengatakan, pihak Dinsos Provinsi sudah menyalurkan bantuan ke warga. Bahkan menurutnya, bantuan tersebut masih ada sisa dan disimpan dibalai desa guna mengantisipasi warga yang terlewatkan.
“Semua warga yang terkena dampak banjir mendapat bantuan pak. Bahkan kalau tidak salah masih ada tersisa sekitar 50 an paket bantuan yang sekarang ada di balai desa, mengantisipasi jangan ada yang terlewat.” Ucapnya saat dihubungi via Seluller.
Diketahui sebelumnya, Kades Diloniyohu Heri Tedy menuduh Dinas Sosial pilih kasih terhadap penyaluran bantuan terhadap warganya. Bahkan pada komentar disalah satu posting, Sang Kades menyebutkan bahwa Kadis Sosial seakan memanfaatkan musibah untuk sebuah kepentingan.
“ Jangan hanya kepentingan Risjon Suge masyarakat yg tertimpa musibah banjir dimanfaatkan… ini uang Negara adalah uang rakyat bukan uangnya Risjon Suge. Tolong sampaikan salam kekecewaan dri masyarakat yg tertimpah musibah,” Seperti dikutip pada komentarnya di media Sosial Facebook.
Ketika di Klarifikasi Faktanews, Kades Diloniyohu Heri Tedy mengatakan bahwa komentarnya adalah bentuk kekecewaan dari masyarakatnya yang tertimpa musibah banjir. Kata Kades Heri, masyarakatnya kecewa karena jika tidak menghadiri undangan di Posko Dinsos maka tidak akan diberikan bantuan.
“ Itu bentuk kekerasan, kekesalan dan kekecewaan dari masyarakat yang tertimpa banjir. Yang berikutnya, yang saya sesalkan kenapa masyarakat saya yang tertimpa bencana seakan-akan diundang lagi diposko yang ada disana (Desa Bongo Ngo’ayu, red) sementara disini ada posko. Kalau seandainya tidak mau kesana ini masyarakat saya, tidak akan diberikan bingkisan, tidak akan diberikan bantuan. Nah apakah itu uang dari Risjon Sunge atau Uang Negara, itu saya punya pernyataan dari kemarin,” Kata Kades Heri saat diwawancarai via seluller pada Kamis (5/3). (fn02)