Faktanews.com (Opini) – Kabupaten Pohuwato, “Setiap Perbuatan Harus Diawali Dengan Ikhlas” Adalah kalimat yang mengartikan kepribadian tentang kehidupan yang akan dijalani dan menyerahkan segala sesuatu kepada Sang Kholik, baik yang ada di Dunia maupun yang akan kita hadapi di Akhirat nanti, yaitu pasrah bukan berarti pasrah tanpa berbuat dan berbuat tanpa direncanakan.
Demikian kutipan motto hidup sosok Hi. Syarif Mbuinga, S.Pdi., SE., MM, Bupati Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo 2 Periode, dimana Pria asal Kota Marisa ini selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan Negara, kepribadian yang santun dan familiar menjadikan sosok yang murah senyum ini disukai dan dicintai masyarakatnya.
Disaat Masyarakat membutuhkan Sosok Pemimpin yang mampu memberikan contoh yang baik untuk Daerah sosok Syarif Mbuinga hadir dengan Kepribadian yang sederhana kepribadian yang mencerminkan Seorang Pemimpin yang menyadari bahwa Jabatan itu hanyalah sebuah Titipan dari Yang Maha Kuasa,
Singkatnya, Pria kelahiran Marisa, 16 Juni Tahun 1973 ini menghapus segala keraguan tentang pemikiran Masyarakat yang mengatakan bahwa seorang Pemimpin itu identik dengan Penguasa, dimana Putra paling bungsu dari pasangan Abdullah Mbuinga dan Hj. Safiah Bouty ini terkenal akan kesannya yang lembut,tenang,sopan dan menjunjung tinggi rasa profesionalisme dalam menjalankan Roda Pemerintahan yang sepenuhnya dilakukan untuk masyarakat Kabupaten Pohuwato.
Kini, dengan akan berakhirnya karir Politik sebagai Kepala Daerah Bumi Panua, nama Syarif Mbuinga pun kini disebut-sebut sebagai Calon yang pantas untuk menggantikan Rusli Habibie sebagai Gubernur Gorontalo, namun yang menjadi pertanyaan saat ini,
Apakah Masyarakat Pohuwato Ikhlas Untuk Ditinggalkan Oleh Syarif Mbuinga.?
Apakah Masyarakat Pohuwato Rela Syarif Menjadi Milik Seluruh Rakyat Gorontalo.?
Pada prinsipnya sosok yang mengedepankan Akhlak dan Moral selalu memegang prinsip bahwa setiap kepercayaan yang diberikan itu ada campur tangan Tuhan, maka itu adalah ujian dari Yang Maha Kuasa, apabila kita mampu menjalaninya yang akan kita dapatkan adalah ketenangan lahir dan bathin diluar kepuasan setelah amanah itu terwujud.
Tentang menjalani kehidupannya, sosok Syarif pun selalu berfikir kedepan. Tentunya kita semua harus merencanakannya dengan matang, karena disitulah dasar semua umat manusia bersandar, untuk menjalankan kehidupan ini semua sudah digariskan tinggal kita yang menjalani dan tergantung kita sendiri mau dibawah kemana arah kehidupan yang akan kita jalani.