Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Pohuwato, Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pohuwato Sabtu, (25/3) telah melaksanakan ritual keagamaan dalam rangka memperingati pra Hari Raya Nyepi atau biasa dikenal dengan Tirta Yatra, dimana menurut kepercayaan umat Hindu bahwa laut adalah salah satu tempat suci dan sebagai Amerta.
Sementara itu, Amerta juga dikenal sebagai suatu zat yang memberi kepada semua makhluk, sehingganya seluruh umat hindu di Kabupaten Pohuwato melaksanakan penyucian atau Melasti atau mandi suci untuk dapat membersihkan segala kotoran baik jasmani maupun rohani serta benda-benda ritual yang dianggap sakral.
Hal ini dilakukan guna mendapatkan anugerah dari Ide Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) berupa keselamatan jagat raya beserta isinya, dimana segala rangkaian kegiatan Melasti (Tirta Yatra) yang merupakan acara tahunan yang diyakini oleh umat Hindu dapat menolong dan menyelamatkan dunia beserta isinya dari berbagai musibah.
Saat diwawancarai faktanews.com, Made Sudi Ketua Lembaga PHBI Kabupaten Pohuwato melalui Ketua Bidang Upanisad Wayan Sutra mengatakan bahwa acara ini adalah sebuah prosesi untuk menyambut Hari Raya Nyepi, dimana tujuannya adalah melakukan penyucian alam besar (Bumi) dan alam kecil (Diri Manusia), setelah itu dilanjutkan dengan ritual Tawur Kesanga dan pawai Ogoh – Ogoh.
“Acara Tirta Yatra ini adalah sebuah ritual untuk menyambut Hari Raya Nyepi, dimana tujuannya yakni melakukan penyucian baik untuk alam besar (Bumi) maupun alam kecil atau diri kita sendiri, setelah itu kami akan lanjutkan dengan ritual Tawur Kesanga, dimana sesuai dengan apa yang kami yakini bahwa alam ini memiliki kekuatan – kekuatan baik negative maupun positif.”Jelas Wayan seraya menambahkan
“Dimana ceremonial Tawur Kesanga ini diyakini untuk menghilangkan sifat – sifat negative yang ada didalam diri manusia, setelah itu dilanjutkan dengan pawai ogoh – ogoh, dimana harapan kami untuk seluruh umat hindu yang ada di Kabupaten Pohuwato tetap melaksanakan Dharma Agamanya sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana, Damai dengan diri kita sendiri, Damai Dengan Pemerintah dan Damai dengan Alam ini.”Tutup Wayan (Jho)