Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Boalemo, Lima Tuntutan hebat yang disuarakan ribuan masa aksi yang tergabung dalam Gerakan 149 pada Jumat (14/9), ini menjadi proses yang sudah tiba pada titik jenuh rakyat Kabupaten Boalemo. Dimana gaya kepemimpinan Bupati Darwis Moridu yang dinilai terlalu otoriter dan arogansi ini membuat gabungan Partai Politik yang ditemani oleh para tokoh masyarakat/pemuda dan tokoh pembentukan serta relawan Aliansi Rakyat Melawan pun menuntut Bupati Boalemo untuk berhenti dari jabatannya.
Lima Tuntutan tersebut adalah kesewenang – wenangan Bupati Darwis pada kebijakan yang melanggar Undang – undang Nomor 5 Tahun 2015 tentang ASN, Penghinaan kepada Dewan Adat, Edaran yang terindikasi Pungutan Liar, penyimpangan pembagian bibit dan pupuk jagung sekaligus dugaan korupsi pada Dinas Pertanian Kabupaten Boalemo dan pencairan dana hibah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Boalemo yang dinilai tidak sesuai prosedur.
Salah satu pentolan Forum Kota (Forkot) yang juga mantan Wakil bupati Boalemo periode 2012 – 2017 dan Ketua DPD II Partai Golkar Lahmudin Hambali, pada orasinya mengatakan bahwa saat ini gaya kepemimpinan Darwis Moridu sangat arogan. Banyak hal yang tidak pantas diperlihatkan selama menjabat sebagai Bupati yang dinilai tidak manusiawi. Sehingga kata lahmudin, tidak ada lagi kesempatan untuk Bupati Darwis dan dianggap tidak pantas memimpin serta menuntut untuk berhenti dari jabatannya.
“ Gaya Kepemimpinan Bupati saat ini sangat arogan, karena saat ini dia telah menginjak – nginjak rakyatnya sendiri. Evaluasi kami selama Bupati Darwis menjabat sangatlah tidak pantas dan terkesan tidak manusiawi, sehingga tidak ada lagi kesempatan yang kami berikan dan harus berhenti dari jabatannya.” Tegas Lahmudin.
Lahmudin menambahkan bahwa angka kemiskinan rakyat di Kabupaten Boalemo saat ini kian bertambah, menurutnya dari zaman kepemipinan Mantan Bupati Almarhum H. Iwan Bokings dan Drs. Rum Pagau terus menurun. Namun belum 2.5 tahun di zamannya Bupati Darwis, angka kemiskinan justru bertambah.
“ Dizaman Almarhum Pak Iwan Bokings, angka kemiskinan di kabupaten Boalemo yang tadinya berada pada posisi 19% itu turun menjadi 17%. Dizamannya Pak Rum pagau dan saya itu turun hingga di angka 13%, namun dizamannya Bupati Darwis dengan periodenya yang belum Setengah periodenya justru terus bertambah menjadi 22%. Tentu ini tidak bisa dibiarkan. “ Ungkap Lahmudin yang diamini para pemuda lainnya seperti Rico Djainin dan Raiz Nango yang juga Ketua dan Sekertaris Partai Perindo, Atox Safana Sekertaris PPP Kabupaten Boalemo dan Kordinator aksi Raswin Asuna.
Seperti diketahui, aksi Gerakan 14 September atau yang lebih popular dengan sebutan G 149 ini mengambil 3 titik lokasi yakni di Kantor Bupati Kabupaten Boalemo, Kejaksaan Negeri Tilamuta dan terakhir di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boalemo. (FN02)