Faktanews.com – Tajuk. Banyak pejabat di negara ini menjadi terkenal hingga popularitasnya melambung tinggi bak prestasi para pemain bola kaki internasional, tapi tidak sediki dari mereka selain pintar melakukan PANSOS (Panjat Sosial) dari berbagai momentum hingga terjebak dengan sebuah persoalan perbuatan Up Moral.
Nama baik atau sebuah reputasi yang dibangun dengan Waktu yang tidak sedikit dapat hancur, beredak, berkecai, bersepai, cair, cerai-berai, hancai, terkoyak, lebur, luluh, pecah, remuk dan ambruk dikarenakan buruknya kesehatan mental.
Dan berbagai adagium klasik pun akan lahir dan bergema di seantero negeri dikarenakan ikhwal reputasi yang akan jaga, sehingga mereka tidak akan tanggung-tanggung mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk mengamankan dan menutupi persoalan up moralnya.
Persoalan buruknya kesehatan mental ini adalah sebuah kenyataan kisah suatu kebohongan dan kebenaran tentang perbuatan Up Moral dalam pernikahan yang nyatanya bisa membuat reputasi dan nama baik hancur juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental perindividu.
Perbuatan Up Moral membuat kita dipermalukan, dibodohi dan dimanipulasi oleh pasangan. Namun kesehatan mental pelakunya juga bisa mendapatkan pengaruh buruk ketika melakukan tindakan tidak setia ini.
Banyak masyarakat yang menilai bahwa perilaku up moral ini sangatlah tidak menggambarkan kekhalifaan seorang pemimpin, Dimana mereka menganggap itu adalah sebuah perbuatan yang tidak etis hingga menyebabkan seorang pemimpin akan kehilangan rasa empati.
Kasus perselingkuhan atau atau cacat ya kesehatan mental ini pasti akan berdampak besar bagi si pelaku up moral. baik dibodohi, dimanipulasi bahkan sampai pada harga diri dipermalukan. Namun kesehatan mental pelakunya juga bisa mendapatkan pengaruh buruk ketika melakukan tindakan tidak setia ini.
Reputasi sosial pun ikut tercoreng sekaligus merasa kelelahan ketika menjalani hubungan yang diwarnai pengkhianatan ini.
Seorang psikiater ternama yang berada di Rumah Sakit Wockhart Mumbai pernah mengatakan bahwa perselingkuhan sudah ada seiring dengan munculnya konsep pernikahan. Namun, pasangan yang selingkuh tidak selalu merupakan gejala pernikahan yang buruk.
“Hancurnya Harga Diri”
Dr Rahul Khemani berkata jika dikorelasikan dengan disfungsi perkawinan. Terkadang, perselingkuhan bisa terjadi karena keterikatan yang tidak aman, penghindaran konflik, dan kurangnya seks yang berkepanjangan.
Perasaan kesepian, pertengkaran yang monoton dan berulang-ulang selama bertahun-tahun juga dapat menyebabkan pasangan berselingkuh.
Akan tetapi, Ada juga yang melakukan hal tersebut karena dirinya menganggap dirinya bisa, dan berfikir bahwa proses menemukan diri kembali dan pencarian identitas baru yang difasilitasi oleh seorang kekasih.
Seperti yang kita ketahui, bahwa sebuah perbuatan perselingkuhan pasti membuat pelakunya dibebani dengan kerahasiaan, elemen klandestin, dan rasa takut ketahuan,
Pelaku akan mengalami paradoks hingga membuatnya sulit untuk berhenti. Saat perselingkuhan berlanjut untuk waktu yang lama, orang tersebut akan terus bergulat dengan kekhawatiran. (Berbagai Sumber)
Penulis : Jhojo Rumampuk