Faktanews.com, Pohuwato – Salah satu anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kabupaten Pohuwato, Yan Samau, mengeluhkan persoalan kerusakan dan penanganan mangrove di wilayah Pohuwato.
Hal itu ia ungkapkan disela-sela Musyawarah Cabang ke IV Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Kabupaten Pohuwato, di rumah makan Salsa, Senin kemarin (20/12/2021).
Menurut Yan, selama ini, rapat-rapat yang digelar oleh HNSI yang juga membahas persoalan mangrove di Pohuwato tidak pernah melahirkan penyelesaian di lapangan.
“Makanya (kami) meminta kepada pemerintah daerah Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo bagaimana caranya untuk menyelesaikan (persoalan mangrove),” kata Yan.
Terlebih lagi kata dia, ekspansi tambak yang terjadi selama ini telah banyak mengorbankan hutan mangrove. “Mangrove di darat dibabat baru di laut ditanam, tidak masuk akal,” Ujarnya.
Ia juga menyoroti HNSI yang selama ini dinilai tidak mampu mencarikan solusi terkait kondisi mangrove di Pohuwato.
“Artinya begini, kan saya sudah berbicara ke mereka, sudah banyak kali, HSNI lagi-lagi saya sudah berbicara mengenai ini terumbu karang begitu saja, orang ba bom, ba bius sudah merajalela, tidak ada (solusinya), apalagi mangrove,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua HNSI Kabupaten Pohuwato, Iwan Abay menjelaskan, selama ini HNSI terus eksis dan konsisten dalam aksi merehabilitasi.
“Tapi karena HNSI hanyalah organisasi, maka tentu juga kembalinya kepada masyarakat secara umum,” tuturnya.
Ia mengaku, memang selama ini telah terjadi banyak pelanggaran-pelanggaran disektor laut. Pihaknya juga sudah sering menyuarakan ke pihak-pihak terkait.
“Yang kedua tentu juga ada pelanggaran pembukaan-pembukaan ini kan kita berusaha untuk selalu menyuarakan ke pihak-pihak yang berwajib, sampai ini juga belum, itulah kerja-kerja kita yang belum tuntas,” terangnya.
Menurutnya, masih perlu ada upaya untuk memulihkan kembali lingkungan yang saat ini telah banyak dikorbankan.
” Minimal mempertahankan yang masih ada sisanya (saat ini),” ucapnya.
Penulis: Surdin