Faktanews.com, Maluku Tengah – Gempa Bumi berkekuatan 6,1 Skala Richter mengguncang Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Rabu,(16’6/21). Pusat gempa sesuai data BMKG Pusat terjadi di wilayah selatan Malteng tepatnya di Wilayah Timur Kecamatan Tehoru, dengan kedalam 10 Kilo Meter yang terjadi pukul 13.43 WIT.
Dari informasi yang dihimpun faktanews.com, akibat gempa yang terjadi, beberapa bangunan rumah di Dusun Mahu Negeri Teboru dan Dusun Sakanusa Negeri Haya Kecamatan Tehuru mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, masyarakat di pesisir Kecamatan Tehoru panik dan harus keluar rumah menyelamatkan diri dari reruntuhan rumah. Bahkan sebagian besar besar masyarakat lari menyelamatkan diri ke pegunungan atau dataran yang lebih tinggi akibat takut akan tsunami. Sebab saat gempa terjadi, terlihat air laut surut dan tiba-tiba air laut naik dan membesar menyeret perahu nelayan hingga beberapa meter dari pantai.
“Saat gempa tadi, sebagian besar masyarakat yang ada di Tehoru dan Haya dan dibeberapa dusun harus lari menyelamatkan diri ke pengunungan, takut jangan sampai terjadi tsunami. Tidak hanya itu, ada beberapa rumah milik warga yang rusak, namun tidak ada korban jiwa,” Ungkap Nining, salah satu warga Negeri Haya, Kecamatan Tehoru, kepada faktanews.com, melalui telepon selulernya.
Menurutnya, sampai pukul 15.30. WIT pasca gempa, masyarakat masih trauma akibat guncangan yang kuat sehingga masih memilih diluar rumah.
“Masyarakat masih trauma sehingga yang lari ke gunung dan sampai pukul 15.30 WIT mereka masih tetap bertahan belum kembali ke rumah karena ada informasi gempa susulan yang bisa menimbulkan tsunami,” ucapnya.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Maluku Tengah Latif Key saat dikonfirmasi membenarkan ada kerusakan akibat gempa yang terjadi. Namun pihaknya belum dapat memastikan berapa banyak bangunan rumah yang rusak dan berapa kerugian yang dialami masyarakat.
“Sesuai informasi yang kami terima ada kerusakan rumah di Dusun Mahu Negeri Tehoru dan di Negeri Sunolu Kecamatan Tehoru, namun berapa besar kerugian belum dapat kita pastikan, kita akan identifikasi. Tidak hanya itu, ada beberapa warga masyarakat yang lari mengungsi ke pegunungan, ini akan kita cek lagi untuk mereka kembali ke rumah, selanjutnya akan kita ambil langka penanganan,” kata Latif kepada faktanews.com, melalui telepon selulernya, Rabu,(16/6/21) do Masohi. (FN/Uc)