Faktanews.com, Pohuwato – Peristiwa banjir yang terjadi di dua Kecamatan di Kabupaten Pohuwato, yakni Kecamatan Popayato dan Popayato Timur mengingatkan pada peristiwa yang terjadi sekitar tahun 2013 lalu.
Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ida Datu, salah satu warga yang berada di pasar popayato. Meskipun begitu kejadian 8 tahun silam itu lebih dari pada saat ini.
“kondisi saat ini mengingatkan kejadian di 2013 silam, dimana kejadian delapan tahun silam lebih parah dari saat ini. Alhamdulillah kejadian ini tidak terjadi pada bulan puasa seperti di 2013 yang lalu,” ungkapnya mengenang.
Banjir yang terjadi pada, Selasa (18/5/2021) kemarin itu, memaksa warga yang terdampak untuk mengangkat barangnya dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Meski air sudah mulai surut pada pukul 03:00 dini hari, namun warga tidak bisa tetap tidur, sebab takut akan terjadinya banjir susulan.
Terlebih lagi, tempat tidur yang masih menyisakan lumpur dan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Diketahui, saat kejadian itu, Pemerintah Daerah langsung cepat tanggap dan meninjau langsung ke lapangan.
Sebagian masyarakat pun nampak mengungsi ke wilayah pasar dan membawa sejumlah barang berharganya dari ketinggian air.
Setelah pagi harinya (19/5/2021), Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga kembali meninjau langsung ke lokasi banjir dan melihat kondisi jembatan gantung diketahui ambruk di hantam oleh air bah.
Tidak hanya itu, beton penahan tali jembatan yang ada di sisi kiri tersebut pun ikut roboh di hantam derasnya air.
Untuk di ketahui, jembatan yang di bangun pada tahun 2019 itu dapat menghubungkan Desa Tunas Harapan, Kecamatan Popayato dan Desa Marisa, Kecamatan Popayato Timur.
Langkah yang di ambil Pemerintah Daerah untuk mengatasi hal itu yakni, membuat jembatan darurat dari kayu yang dipasang di sisi kanan jembatan gantung tersebut.
“Karena ini adalah akses orang khususnya yang mau dan keluar dari desa marisa maupun sebaliknya tidak bisa dilalui,” jelas Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga.
Selanjutnya masyarakat setempat berharap agar di bibir sungai dapat dipasang bronjong untuk menahan debit air.
Bupati Pohuwato pun menegaskan akan memperhatikan hal tersebut. (Fn03)