Fakta News – Gorontalo. Skandal video seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo berinisial WM alias Wahyu terus bergulir menjadi perbincangan publik. Meski sang aleg disebut telah menyampaikan permohonan maaf, namun suara penolakan justru makin keras. Kali ini, desakan datang dari Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Provinsi Gorontalo.
Sekretaris Umum DPD GRIB Jaya, Mohamad Vini Sidiki, menegaskan bahwa permintaan maaf tidak bisa dijadikan tameng untuk menutup perbuatan tercela yang terekam dalam video berdurasi singkat tersebut.
“Kalimat ‘Kita rampok saja uang negara, kita habiskan saja, biar negara ini makin miskin’ adalah kalimat krusial yang mencerminkan mentalitas busuk dan konspirasi jahat. Jangan sampai marwah DPRD hancur gara-gara satu oknum yang tidak tahu diri,” tegas Vini.
Menurut Imi sapaan akrabnya, apa yang diucapkan WM bukan sekadar candaan. Kata-kata itu dapat membuka ruang legitimasi bagi praktek korupsi, konspirasi, hingga penghancuran kepercayaan publik terhadap DPRD sebagai lembaga politik.
Lebih jauh, GRIB Jaya juga mendesak Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Gorontalo untuk segera melakukan tes urine terhadap WM. Hal ini karena dalam video, WM terlihat dalam kondisi mabuk dan diduga berada di bawah pengaruh zat adiktif.
“Indikasinya jelas, WM tidak dalam kondisi normal. Apalagi, ia punya rekam jejak terkait zat adiktif. Kalau BNN diam, publik bisa menilai ada pembiaran,” tambah Vini.
GRIB Jaya menilai, skandal ini bukan hanya masalah pribadi seorang aleg, melainkan persoalan integritas lembaga. DPRD Provinsi Gorontalo disebut harus mengambil sikap tegas untuk menjaga marwah dan kepercayaan masyarakat.
“Permohonan maaf tidak boleh dijadikan jalan pintas. Kalau dibiarkan, DPRD hanya akan menjadi bahan tertawaan rakyat dan kami akan menggelar aksi yang besar,” tutup Imi.
