Faktanews.com, Gorontalo — Dalam upaya membangun budaya kerja aparatur yang profesional dan bertanggung jawab, Wali Kota Gorontalo H. Adhan Dambea melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tujuh kantor kelurahan, Selasa (29/7/2025), guna memotret langsung realitas kedisiplinan dan tanggung jawab pelayanan publik di level terdepan.
Sidak ini bukan sekadar langkah pengawasan, tapi menjadi bagian dari strategi reformasi kinerja ASN dan Tenaga Penunjang Kegiatan Daerah (TPKD) agar benar-benar hadir sebagai pelayan masyarakat, bukan sekadar pemegang jabatan administratif.
“Kelurahan adalah wajah pertama pemerintah yang dilihat rakyat. Maka kedisiplinan dan kehadiran pegawai menjadi indikator utama kualitas pelayanan kita,” ujar Adhan usai sidak, yang dilakukan tanpa pemberitahuan untuk menjaga objektivitas penilaian.
Didampingi jajaran pejabat struktural, Wali Kota menyoroti pentingnya membangun kembali kepercayaan publik melalui pola kerja yang konsisten, bertanggung jawab, dan profesional. Ia menekankan bahwa keberadaan ASN harus memberi nilai nyata bagi masyarakat, bukan sekadar kehadiran fisik di kantor.
“Pemerintahan modern tidak bisa dijalankan dengan budaya kerja lama. Kita butuh aparatur yang tidak hanya duduk, tapi berpikir, bekerja, dan melayani,” tegasnya.
Berdasarkan hasil kunjungan, ditemukan beberapa ASN dan TPKD tidak berada di tempat saat jam kerja. Meskipun ada yang beralasan sakit, bertugas luar, atau izin resmi, Wali Kota menegaskan perlunya akuntabilitas dalam bentuk surat tugas atau dokumen pendukung.
“Semua aktivitas harus tercatat. Sistem harus berjalan dengan bukti dan tanggung jawab, bukan asumsi dan kebiasaan lama,” tambahnya.
Lebih dari sekadar teguran, Wali Kota juga membuka ruang pembinaan dan perbaikan. Namun, bagi yang terus-menerus lalai, sanksi mutasi atau penurunan jabatan tetap menjadi opsi yang akan diambil demi menjaga integritas pelayanan publik.
Ia juga menegaskan bahwa sidak serupa akan dilanjutkan secara acak, sebagai bentuk evaluasi berkelanjutan terhadap reformasi birokrasi di tingkat paling bawah.
“Kita ingin membangun sistem yang membuat ASN bangga karena kontribusinya, bukan hanya karena jabatannya,” tutup Adhan.