Faktanews.com, Gorontalo – Ketua Panitia Khusus (Pansus) Permasalahan Perkebunan Kelapa Sawit DPRD Provinsi Gorontalo, Umar Karim, mengungkapkan berbagai persoalan serius dalam tata kelola perusahaan sawit Palma Group di Kabupaten Gorontalo.
Pernyataan itu ia sampaikan langsung di hadapan Bupati Sofyan Puhi dan Wakil Bupati Tonny Yunus, dalam agenda reses perdana Daerah Pemilihan (Dapil) III dan IV di Kantor Bupati Gorontalo, Senin (23/6/2025).
Umar Karim (UK) membeberkan sejumlah temuan yang menunjukkan dampak merugikan keberadaan perusahaan sawit terhadap masyarakat, terutama mereka yang telah menyerahkan lahan.
“Satu warga menyerahkan 6,7 hektare lahan, namun hanya mendapat plasma Rp360 ribu setiap enam bulan, atau setara Rp60 ribu per bulan. Itu baru satu kasus, belum ribuan warga lain yang bernasib sama,” ujarnya.
Menurut UK, kondisi ini berkontribusi pada tingginya angka kemiskinan baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Ia juga menyoroti koperasi yang menaungi lebih dari 2.700 petani sawit. Sejak berdiri tahun 2014, koperasi tersebut hanya sekali melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), padahal RAT adalah kewajiban sesuai aturan.
“Ini jelas melanggar UU Koperasi. Kami bahkan tengah mempertimbangkan merekomendasikan pembubarannya,” tegasnya.
Selain itu, dari 8.000 hektare lahan konsesi yang dimiliki Palma Group, hanya 4.000 hektare yang dimanfaatkan. Sisanya terbengkalai sejak 2013. Sesuai ketentuan Undang-Undang Cipta Kerja, lahan yang tak dimanfaatkan lebih dari dua tahun dapat ditarik kembali negara untuk kemudian didistribusikan ke masyarakat.
UK juga menyoroti belum adanya Pejabat Penilai Perkebunan (PPN) di Kabupaten Gorontalo, meski usulan pengangkatannya sudah didorong sejak 2019.
“Ini salah satu faktor yang menyebabkan buruknya tata kelola perkebunan sawit di Gorontalo,” jelas Politisi Nasdem itu.
Menutup penyampaiannya, UK menegaskan bahwa persoalan lama tidak boleh terus berlarut. Fokus utama ke depan adalah membenahi tata kelola perkebunan sawit agar lebih baik dan berpihak pada masyarakat.
“Kita tak ingin berlama-lama membahas yang lalu. Saatnya kita benahi bersama,” pungkasnya.