Faktanews.com – Pohuwato. Warga Desa Tahele kini tak hanya kecewa. Mereka marah, Proyek pembangunan lapangan voli yang telah dianggarkan dua kali berturut-turut sejak 2021, nyatanya tak kunjung selesai. Lapangan yang diharapkan jadi pusat aktivitas pemuda, kini justru berubah jadi monumen dari janji-janji kosong.
Tak ada net apalagi aktivitas, Yang ada hanyalah lahan setengah jadi dan jejak material berserakan, seperti bukti bahwa sesuatu pernah dimulai—lalu ditinggalkan tanpa pertanggungjawaban.
Pertanyaannya: ke mana perginya anggaran? Dan siapa yang bermain di balik ini semua?
Warga mulai menyebutnya: “sang impostor”, seseorang atau sekelompok orang yang menyamar sebagai pelayan rakyat, namun ternyata hanya lihai memainkan angka, menyusun laporan, dan menghilang saat ditanya hasil.
“Dua kali cair, dua kali pula kami tertipu. Lapangan tak ada, apalagi papan proyek. Ini jelas bukan kesalahan teknis. Ini pengkhianatan,” jelas masyarakat yang minta identitasnya minta dirahasiakan.
Ia menilai, ketertutupan ini menciptakan ruang bagi spekulasi dan ketidakpercayaan.
Pemuda Tahele pun angkat suara, mereka menegaskan akan siap untuk memasang badan untuk mengungkap kasus ini.
“Kami tidak akan tinggal diam. Ini proyek publik. Uang rakyat. Kalau ada yang bermain-main, harus dibongkar. Siapa pun dia—kami akan cari sang impostor itu,” tegas Pemuda Tahele.
Saat dimintai klarifikasi terkait pengawasan yang dilakukan oleh Ketua Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Desa Tahele, Hamid Liputo, Ia tidak bisa memastikan hal tersebut.
“Mo bilang ksna saya tidak tahu. Saya juga didalam, nanti besok saya coba lihat datanya,” terang hamid.