Oleh : Abdul Basid A. Tuda (Jurnalis)
Faktanews.com – Pohuwato. Kehadiran perusahaan wood pellet di Kabupaten Pohuwato memunculkan polemik yang tajam di kalangan masyarakat dan pemerintah daerah.
Di satu sisi, investasi ini menjanjikan keuntungan berupa peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, serta percepatan pembangunan infrastruktur.
Namun, di sisi lain, kerugian yang berpotensi timbul dari kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kelestarian sumber daya alam lokal tak bisa diabaikan.
Perusahaan wood pellet menawarkan peluang ekonomi yang menggiurkan bagi Kabupaten Pohuwato. Dengan permintaan global terhadap bahan bakar alternatif yang terus meningkat, investasi di sektor ini berpotensi mendatangkan pemasukan besar.
Pemerintah daerah tergoda oleh prospek penciptaan lapangan kerja baru, terutama bagi masyarakat pedesaan yang mungkin tidak memiliki banyak alternatif mata pencaharian.
Selain itu, pemasukan dari pajak dan kontribusi perusahaan kepada APBD diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal.
Dari sudut pandang ini, keberadaan perusahaan wood pellet tampak sebagai angin segar yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, apakah janji tersebut sebanding dengan konsekuensi yang harus ditanggung?
Di sisi lain, kerusakan lingkungan menjadi risiko terbesar dari beroperasinya perusahaan ini. Pohuwato dikenal memiliki ekosistem hutan yang kaya akan biodiversitas.
Jika penebangan pohon untuk produksi wood pellet dilakukan secara masif, maka daerah ini akan menghadapi deforestasi, kehilangan lahan produktif, dan penurunan kualitas lingkungan.
Dampaknya tidak hanya dirasakan secara ekologis, tetapi juga mengancam mata pencaharian masyarakat lokal yang bergantung pada hasil hutan.
Bukan hanya itu, keberadaan perusahaan ini juga berpotensi merusak sumber daya air dan tanah. Penggunaan lahan dalam skala besar tanpa perencanaan yang matang akan merusak daya dukung lingkungan, mengakibatkan erosi, dan mempengaruhi pasokan air bersih.
Dalam jangka panjang, masyarakat yang awalnya diiming-imingi keuntungan jangka pendek, justru akan menanggung kerugian besar yang merugikan generasi mendatang.
Dilema ini mencerminkan pertentangan antara kebutuhan jangka pendek untuk meningkatkan pendapatan daerah dan tanggung jawab menjaga kelestarian alam yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Pohuwato.
Pemerintah daerah dihadapkan pada pilihan sulit, apakah lebih baik mengejar keuntungan ekonomi sesaat, atau menahan laju eksploitasi sumber daya alam demi keberlanjutan ekologi dan sosial di masa depan?
Pengalaman dari banyak daerah lain menunjukkan bahwa keuntungan yang dijanjikan oleh investasi semacam ini sering kali tidak sebanding dengan kerugian yang timbul.
Banyak daerah yang akhirnya menderita akibat kerusakan lingkungan permanen, penurunan kualitas hidup, dan hilangnya potensi sumber daya alam yang seharusnya dapat dikelola secara lebih bijak dan berkelanjutan.
Keputusan untuk memberikan izin beroperasi bagi perusahaan wood pellet harus dipertimbangkan secara hati-hati oleh pemerintah Kabupaten Pohuwato.
Evaluasi menyeluruh mengenai dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi jangka panjang harus menjadi prioritas. Tidak ada gunanya mendatangkan keuntungan sesaat jika di masa depan, masyarakat Pohuwato harus menanggung beban yang lebih berat akibat kerusakan lingkungan yang tak terpulihkan.
Sebagai alternatif, pemerintah daerah dapat mendorong pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan, mempromosikan industri yang ramah lingkungan, serta melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi berjalan seiring dengan pelestarian alam.
Pada akhirnya, kesejahteraan daerah tidak hanya diukur dari besarnya investasi, tetapi juga dari keberlanjutan dan kualitas hidup masyarakatnya.
