Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HeadlineHukum & Kriminal

Soal Dugaan Penelantaran Anak, Oknum Polantas Polres Boltim Akan Diperiksa Propam

×

Soal Dugaan Penelantaran Anak, Oknum Polantas Polres Boltim Akan Diperiksa Propam

Sebarkan artikel ini

Faktanews.comNasional. Dugaan penelantaran Anak yang dilakukan oleh oknum Polantas yang juga Patwal Bupati Boltim selama 12 Tahun akhirnya mendapatkan perhatian dari Polres Bolaang Mongondow Timur.

Kapolres Bolaang Mongondow Timur (Boltim) AKBP. Sugeng Setyo Budhi, SIK. M.Tr.Opsla mengatakan bahwa perintah pemeriksaan ini dikeluarkan sebagai respon cepat terhadap laporan masyarakat mengenai dugaan penelantaran anak yang dilakukan oleh FH. 

” Saya perintahkan kasi propam polres Boltim untuk melakukan pemeriksaan kepada anggota tersebut. Kalau terbukti jelas dikenakan sanksi.” Tegas Sugeng

Pria yang sebelumnya menjabat Kasubdit 5 Ditintelkam Polda Sulawesi Barat ini menegaskan bahwa pekan depan oknum Polantas berinisial FM ini akan segera ditindaki.

“Dan mulai hari senin juga saudara FM saya tarik tdk menjadi ajudan/pamwal bupati.” Tegas Sugeng seraya menambahkan

Dirinya mempersilahkan pihak keluarga mantan istri pertama akan menggunakan pengacara untuk menggugat hak-hak atas anak yang diduga ditelantarkan oleh Oknum Polantas berinisial FM, dirinya sebagai atasan akan mencari tahu persoalan tersebut lebih detail.

” Sanksinya sesuai ketentuan yang berlaku. Silahkan saja mengundang pengacara dari luar. Yang jelas saya selaku atasan akan mencarikan solusi yang tepat. Oleh karena itu. Saya akan pertemukan dulu ke dua belah pihak. Saya ingin tahu kenapa sampai terjadi demikian dari kedua belah pihak.” Tutup Sugeng

Ditempat terpisah, saat dimintakan tanggapan atas pernyataan Kapolres Boltim. Amila Paputungan yang merupakan nenek dari Anak perempuan yang diduga ditelantarkan oleh FM  ini memberikan apresiasi atas tindak cepat yang dilakukan AKBP. Sugeng Setyo Budhi, SIK. M.Tr.Opsla

” Pertama kami berterima Kasih atas respon Pak Kapolres Boltim. Kami dari pihak keluarha akan tetap menggunakan jalur hukum lain agar anak ini mendapatkan apa yang seharusnya jadi haknya sejak lahir, kami hanya berharap agar dia (Fandra- red) diberikan hukuman sesuai hukum yang berlaku. Bila perlu dipecat agar dia (Fandra-red) tau tanggungjawab tidak memberikan hak anak kandunganya itu seperti apa.” Ungkap Amila dengan nada marah.

Sama halnya dengan mantan istri FM. Wanita yang kerap disapa Novi ini mengungkapkan bahwa semuanya sudah diketahui oleh FM dan Istri keduanya, hanya saja FM selalu beralasan takut dengan istrinya.

” Padahal saat Sidang Wanjak pihak Polres Kota Kotamobagu sudah memberitahukan bahwa ke Istrinya yang sekarang tentang saat ini Fandra memiliki Anak Perempuan dan hak-hak anaknya dari istri pertama. Setiap kali kami mau menghubungi Fandra, istri selalu berstatus dimedia sosial seakan menyinggung saya tidak mampu memberi makan anak. Dan kemarin sempat saya laporkan ke Polres. Tapi itu hanya bertahan 1 Minggu.” Ungkap Novi

Ditambahkannya lagi, berbagai upaya telah dilakukan untuk menghubungi FM tapi malah mendapatkan jawaban yang tidak sesuai harapan. 

” Tidak tahu harus menempuh dengan cara seperti apa untuk memperjuangkan hak anak saya, setiap meminta tanggung jawab ayahnya selalu di abaikan dan selalu kata fandra hubungi saja istri saya sekarang namun setelah menghubungi istri keduanya. Malah yang di bahas malah masa lalu di antara mereka yang bukan lagi kategori yang harus di bahas setelah berpisah, ini tinggalah kewajiban untuk anak bukan lagi membahas masa lalu dan itu menjadi boomerang untuk tidak mau bertanggung jawab atas anak kandung sendiri, entah komunikasi itu soal financial atau soal identitas anak tetap istri kedua dari fandra ini langsung membuat status di sosial medianya (facebooknya). Terang Novi

Kata Novi. Dirinya sudah tidak berkeinginan lagi jika Kapolres Boltim menggunakan upaya mediasi, hal tersebut dikarekan persoalan tersebut sudah berusaha dipakukan selama bertahun-tahun untuk hak atas anaknya.

” Yang jelas, saat ini saya tidak mau bermediasi lagi sekarang karena sudah bertahun-tahun upaya mediasi di usahakan tapi tetap yang di bahas bukan persoalan tanggung jawab malah di muat kembali persoalan masa lalu sikap serta sikap yang sudah bukan waktunya di bicarakan, toh kata istri fandra setelah di hubungi kuasa hukum saya dia tidak takut mau pengacara dari mahkama agung sekalipun, disini saya mau melihat keadilan apa yang akan anak saya dapatkan.” terang Novi

Ditambahkannya lagi. Dirinya bingung harus menempuh upaya yang bagaimana supaya hak atas identitas serta nafkah dari anaknya ini bisa didapatkan, karena sesuai permintaan dari mantan suaminya FM, segala tentang anak komunikasikan saja dengan istri kedua nya.

” Dia (Istri Kedua FM) malah selalu membahas masa lalu yang kalau di angkat kembali cerita masalalu akan lebih panjang dan saya lebih banyak mempunyai saksi atas masalalu saya saat berumah tangga dengan fandra tapi istri kedua fandra ini selalu mencari kesalahan saya dengan hal itu agar saya tidak menghubungi mereka lagi, kenapa ayah sendiri tidak mau membuat identitas anak kandung sedangkan orang lain prihatin sampai ingin mengangkat anak saya jadi anak mereka padahal ayahnya masih hidup dan hidup berkecukupan, apa kurang selama berumah tangga saya sanggat jarang di nafkahi kalaupun di beri nafkah pasti di ungkit lagi karena tidak mau rugi, saya dan anak saya lebih banyak di hidupkan dari uang ibu saya dulu karena mustahil berharap nafkah yang di berikan mantan suami saya, misalnya di berikan hari ini waktu pagi, malamnya setelah mabuk di ungkit lagi padahal belum seberapa pemberian nafkahnya untuk saya dan anak saya karena saya pernah tinggal di daerah perkampungan mantan suami saya ibu saya serta keluarga saya selalu bertanya kenapa meminta uang di mama terus, saya tetap menyembunyikan kalau saya tidak di nafkahi, hanya saja saya kemarin-kemarin tidak punya waktu untuk beradu argumen dengan istri keduanya karena tidak menegerti apa yang dia inginkan.” Jelas Novi seraya menambahkan

Pernah 3 tahun belakanggan ini istri kedua FM bersikap baik kepada anaknya serta neneknya yang merawat  dia, tapi perlakuan baiknya hanya di waktu bulan ramadhan selang tiga hari sebelum lebaran memberi uang belanja, yang di akumulasi selama 3 tahun belakanggan itu jumlahnya 1.600.000 (Satu Juta Enam Ratus Ribu Rupiah).

” Tapi untuk biaya yang sepantasnya dia dapatkan dari ayahnya seperti biaya hidup, pendidikan, kesehatan tidak ada, status istri fandra kalau di tanyakan soal pertanggung jawaban fandra selalu menyudutkan saya seakan-akan setiap komunikasi yang saya bangun demi anak saya karena sudah tidak bisa memberi makan, bahkan dia pernah menyebutkan di sosial medianya facebook (kenapa menghubungi suami saya) jadi saya harus bagaimana saat telepon ke fandra katanya langsung ke istrinya, setelah ke istrinya malah di buatkan status seakan-akan pengemis yang menghubungi mereka. Saya sekarang di sini tidak meminta untuk di berikan bagian untuk diri saya karna sebelum dan setelah menikah dan berpisah dengan fandra pun saya tetap di biayai oleh orang tua saya, tapi sekarang saya menuntut keadilan atas hak untuk identitas serta hak nafkah yang tidak pernah dipertanggung jawabkan oleh fandra entah itu karena dia takut dengan istri keduanya atau istri keduanya tidak mau memberikan hak yang sepantasnya untuk anak saya.” Jelas Novi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Faktanews.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vae1Mtp5q08VoGyN1a2S. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya. Example 300x300
Example 120x600