Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HeadlineTajuk

Gurita Pemimpin Boneka

×

Gurita Pemimpin Boneka

Sebarkan artikel ini
Foto Ilustrasi Gurita Pemimpin Boneka

Penulis: Fadli Thalib

Satu persatu, para pengusaha di daerah itu mulai resah. Pikiran mereka mulai penuh tanda tanya, curiga, bahkan emosi saat mendengar rencana pekerjaan di daerah itu sudah ada pemiliknya. Padahal belum ada proses lelang.

Memang di daerah itu, ada saja masalah yang terjadi. Setiap pergantian pemimpin ada saja persoalan yang timbul atas kebijakan yang dikeluarkan. Pada pergantian pemimpin, banyak harapan para pendukungnya yang di sampaikan, tapi pada saat terpilih semua harapan itu sirna.

Daerah itu terletak jauh dari departemen pusat. Daerah yang penduduknya hanya 100 ribu jiwa, namun kaya akan sumber daya alam. Sang penulis dari daerah Padjadjaran pernah menyebutnya surga yang tidur.

Saat ini pemimpin di daerah itu ditunjuk langsung oleh departemen pusat. Karena mengalami kekosongan sembari menunggu kongres pemilihan. Dan pemimpin yang ditunjuk saat ini adalah putra asli daerah itu. Walaupun dia tidak memiliki visi misi, rakyat masih menaruh harap yang tinggi agar dirinya bisa membawa perubahan walaupun jabatannya tidak lama.

Seiring waktu, sang putra daerah itu sudah setahun menjabat. Bukan perubahan, malah persoalan demi persoalan muncul satu persatu. Dimulai dari di tunjuknya kembali kepala kampung yang terlibat tindakan asusila. Padahal rakyat menolak penunjukan itu karena sudah melanggar etika yang menurut adat di daerah itu tidak bisa.

Sejak kejadian itu, akhirnya persoalan kepala kampung yang terlibat tindakan asusila makin banyak. Dan hingga saat ini pun, kabarnya itu tidak terselesaikan.

Belum selesai persoalan kepala kampung, muncul lagi persoalan upah para pegawainya yang tidak di bayar. Parahnya, para pengajar, buruh, hingga staf di kampung, merasakan itu. Padahal, meraka sudah bekerja. Konon kabarnya, itu dibayarkan setalah mereka melakukan demontrasi besar-besaran hingga membuat berita itu berhembus ke panglima tertinggi di pusat.

Belum lama persoalan itu selesai, kini giliran para pengusaha yang memberontak. Mereka mengamuk karena rencana pekerjaan yang sudah dianggarkan ternyata sudah ada pemiliknya. Padahal proses lelang pekerjaan belum berlangsung.

Mereka curiga, orang-orang terdekat pemimpin itu sudah menguasai semua rencana pekerjaan pembangunan di daerah itu. Para mentrinya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Kendali semua ada ditangan pemimpin itu.

Kabar burung, bahwa dibalik sang pemimpin itu, ada sang kekasih yang mengendalikan setiap kebijakannya. Semua rencana pekerjaan mulai di intervensi. Bahkan kabar itu terdengar hingga ke pusat. Bahwa jika ingin mengurusi sesuatu di daerah itu harus lewat kekasihnya jika urusan itu bisa tercapai.

Memang, segala sesuatu bisa tercapai jika melalui kekasihnya. Tapi itu tidak gratis. Semua berbicara keuntungan. Pembagian nya harus jelas. Hal itu tidak hanya diperuntukkan bagi para pengusaha yang ingin mendapatkan pekerjaan. Namun juga bagi siapa yang ingin memiliki jabatan. Isu itu tidak banyak berhembus. Namun cerita-cerita di warung kopi, jika ingin dapat jabatan, tidak gratis.

Para orang-orang muda sudah melakukan perlawanan. Bahkan menyebut kepemimpinan nya bagaikan gurita. Namun praktek itu dengan tenang tetap saja dijalankan. Dia dengan santai menghadapi semua persoalan yang terjadi. Parahnya, gurita kepemimpinannya makin tek terkendali.

Memang, jauh sebelum dia ditunjuk menjadi pemimpin daerah itu, dirinya sudah menjadi menteri. Beberapa kali dia di demo karena menggunakan dana negara untuk kepentingan pribadinya. Dia juga beberapa kali dilaporkan atas dugaan korupsi yang melibatkan dirinya. Walaupun belum terbukti secara hukum hingga saat ini.

Kondisi ini mulai membuat resah rakyatnya. Praktek kepemimpinan nya dinilai hanya mengedepankan kepentingan orang terdekatnya, terlebih keluarga nya. Harusnya, kesempatan yang diberikan departemen pusat ini digunakan untuk memperbaiki daerahnya. Yang ada malah dia hanya mengurusi acara seremonial di kampung-kampung. Parahnya, selain dia menjalankan tugas departemen pusat dalam mensukseskan kongres, dia juga mulai melatih kekasihnya untuk bisa bertarung di kongres.

Hal itu juga dikuatkan oleh para perwakilan. Mereka mulai bersekongkol untuk mengusung kekasihnya di kongres. Para perwakilan juga tak mau ketinggalan pembagian kue.

Kabarnya, para dewan penasihat pun mulai resah. Karena apa yang dilakukan di daerah itu adalah penghisapan manusia atas manusia. Bahkan berita saat ini, para dewan itu akan melakukan musyawarah. Jika dia tidak mau memperbaiki kepemimpinan nya, maka dia akan disanksi hukum adat.

Praktek kepemimpinan nya memang sudah kebablasan. Dominasi oligarki keluarganya makin kuat. Dia mencoba membangun kuasa oligarki kecil di lingkungan keluarga nya. Jika hal ini sudah terjadi, maka klaim teoritik kepemimpinan nya berhubungan erat antara kekuasaan dan kekayaan. Hanya ada satu cara jika ingin melawan dan melemahkan oligarki keluarga nya. Yaitu menguatkan konsolidasi rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Akses berita Faktanews.com dengan cepat di WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vae1Mtp5q08VoGyN1a2S. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya. Example 300x300
Example 120x600