Faktanews.com – Banyuwangi. Setelah sempat menikmati harga gabah tinggi. Para petani di kabupaten Banyuwangi kini kembali gigit jari lagi. Hatinya menjerit melihat penghasilan mereka menurun. Sebab harga gabah atau padi kering sawah hampir sebulan ini anjlok hingga kisaran Rp.5.500,- di tingkat pabrik penggilingan padi.
Padahal sebelumnya harga gabah petani mencapai Rp.7.800,- per kilogramnya. Hal ini sangat mengganggu dan mengurangi pendapatan dari hasil panen para petani padi. Karena dinilai tidak sesuai dengan biaya operasional tanam padi.
Suryadi,salah satu petani di desa Padang kabupaten Banyuwangi mengaku penghasilannya dari panen padi minggu lalu turun drastis karena harga gabah turun.
“Parah mas ,hasil panen padi sekarang turun gara- gara harga gabah sekarang turun jauh. Sedangkan biaya tanam dan perawatan sekarang mahal. Tenaga kerja ikut naik waktu harga gabah tinggi kemarin. Apalagi harga obat-obatan ampun dah harganya. Yang jelas sudah gak nutut antara biaya operasional dengan harga gabah”ungkap Mustopa sambil garuk-garuk kepalanya.
Akibat harga padi anjlok ini banyak petani kini beralih ke tanaman polowijo.
Sementara itu, salah satu pengusaha besar penggilingan padi di Banyuwangi, Wewe,ketika dikonfirmasi Fakta News, di ruang kerjanya,Selasa,(14/5),membenarkan bahwa harga gabah sekarang di patok harganya dan diawasi oleh pemerintah.
“Sekarang pemerintah lebih ketat mengawasi harga gabah. Para pengusaha besar pabrik penggilingan padi, bulan April kemarin di didatangi oleh Satgas Pangan dari kepolisian serta kejaksaan. Harga gabah dipatok antara Rp.5000,- sampai dengan Rp.6000,-. Kita tidak boleh membeli padi dari petani melebihi harga yang ditentukan tersebut” ujar Wewe sambil geleng geleng .
Wewe menambahkan bahwa jika ada pengusaha yang membeli harga gabah lebih dari harga yang ditentukan maka akan ditindak oleh Satgas Pangan.
“Satu sisi kita diuntungkan tidak ada persaingan harga gabah seperti bulan lalu menjelang Pilpres. Tapi di sisi lain nasib petani padi penghasilannya jelas menurun. Apalagi dengan harga sarana pertanian sudah mahal . Ya kita manut aturan pwmerintah sajalah” tutur Wewe.
Hal senada disampaikan Mahfud, yang juga pengusaha penggilingan padi sekala sedang. Kepada Fakta News, Mahfud mengatakan dalam pembelian gabah dari petani, pihaknya mengikuti patokan harga yang sudah disepakati para pengusaha pabrik besar.
” Saya hanya mengikuti pangsa pasar yang ada. Saya juga dengar para pengusaha besar itu telah di undang rapat oleh Satgas Pangan. Makanya saya ikuti mereka saja”kata Mahfud dalam logat bahasa Osing deles . (Supriyadi)