Faktanews.com – Gorontalo. Sejumlah Mahasiswa Menggelar Aksi Demonstrasi di Halaman Rektorat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Menentang Penggunaan E-Vote dalam Pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (PILBEM).
Dalam orasinya, Djamaludin Puluhulawa menyampaikan ketidakpuasan terhadap kejelasan dari pihak Komisi Pemilihan Langsung (KPL), terutama terkait kemampuan Ketua KPL dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam sistem e-vote.
“Saya, Djamaludin Puluhulawa, sebagai jendral lapangan tim paket smart, mengecam dan mengutuk keras karena tidak adanya kejelasan dari pihak KPL Panwas dan Wakil Rektor 3 dalam menangani masalah PILBEM tahun 2024,” ujarnya.
Djamaludin menjelaskan beberapa tuntutan yang dibawa dalam aksi tersebut, salah satunya adalah tidak adanya keputusan yang jelas dari KPL terhadap masalah yang terjadi.
“Terkait suara yang sudah keluar dihitung atau tidak, sah atau tidak, pengulangan perhitungan suara yang kemudian akan dilaksanakan kembali oleh KPL, apakah dimulai dari angka 0 atau melanjutkan suara yang sudah keluar pada tanggal 29 April 2024,” tegas Djamaludin.
Massa aksi menilai bahwa Ketua Panitia Pengawas dan Wakil Rektor 3 menghambat pesta demokrasi dan tidak mampu menyelesaikan masalah yang sedang bergulir di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo, khususnya dalam kontestasi PILBEM UNG tahun 2024.
“Dalam keputusan rapat KPL dan Panwas serta ketua TIM dari tiap paslon itu melahirkan bahwa tahapan akan ditunda hingga tanggal 8 Mei 2024. Ini merupakan bentuk menyepelehkan pelaksanaan PILBEM UNG 2024, mahasiswa UNG disuruh menunda pesta demokrasi itu ketika berbenturan dengan pilpres, maka teman-teman mahasiswa UNG menunggu. Terus mahasiswa UNG tidak diprioritaskan ketimbang UTBK SNBT yang ada di Universitas Negeri Gorontalo,” ungkap Djamaludin.
Djamaludin menegaskan bahwa KPL dan Panwas belum bisa menemukan dan menentukan siapa dalang dalam peretasan sistem e-vote hingga saat ini. Dia juga meminta pemungutan suara diulang dari angka 0 dan memberikan jaminan siapa yang akan bertanggung jawab jika masalah serupa terulang.
“Sampai dengan hari ini, belum ada pihak manapun yang mampu dan berani menjaminkan bahwa pada tanggal 8 Mei 2024, pemilihan presiden dan wakil presiden badan eksekutif mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo akan berjalan lancar,” tambahnya.
Dia juga mengkritik Ketua Panitia Pengawas dan Wakil Rektor 3 yang dinilai tidak memiliki sikap dan keputusan yang jelas serta tegas dalam menghadapi masalah PILBEM UNG tahun 2024. Dia meminta agar Wakil Rektor 3 mengambil keputusan yang jelas dan seimbang atau memindahkan acara tersebut ke pemilu raya.
Dalam penutup orasinya, Jamaludin menegaskan bahwa harus ada jaminan bahwa pemilihan pada tanggal 8 Mei 2024 akan berjalan lancar tanpa ada indikasi peretasan yang mencoba masuk dan mengganggu sistem serta mengganggu PILBEM kali ini. (Rahmawati)