ADVERTISEMENT
Rabu, 25 Mei 2022
  • Tentang Kami
  • Salam Redaksi
  • Login
Advertisement
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Regional
      • Gorontalo
        • Kota Gorontalo
        • Kabupaten Gorontalo
        • Kabupaten Gorontalo Utara
        • Kabupaten Boalemo
        • Kabupaten Pohuwato
        • Kabupaten Bone Bolango
      • Maluku Tengah
      • Sulawesi Tengah
      • Surabaya
      • Hukum
  • Politik
  • Tajuk
  • Sejarah/Budaya
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gocekan SuPol
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Regional
      • Gorontalo
        • Kota Gorontalo
        • Kabupaten Gorontalo
        • Kabupaten Gorontalo Utara
        • Kabupaten Boalemo
        • Kabupaten Pohuwato
        • Kabupaten Bone Bolango
      • Maluku Tengah
      • Sulawesi Tengah
      • Surabaya
      • Hukum
  • Politik
  • Tajuk
  • Sejarah/Budaya
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gocekan SuPol
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Gocekan SuPol

Sama – sama Lapar

Susanto Polamolo by Susanto Polamolo
in Gocekan SuPol
0
Sama – sama Lapar

Suatu ketika, salah seorang elit Gorontalo di Jakarta ditemui oleh para blantik. Dia diminta maju merebut kursi Gubernur. Sang elit mau-mau saja. Yang menarik adalah alasannya, sangat heroik dan mulia: kalau perkembangan Gorontalo hanya begini-begini saja, masih miskin, katanya, dia akan maju di Pilgub 2024 nanti.

Elit itu tak sendirian. Ada elit Gorontalo lainnya juga konon telah didatangi oleh sejumlah tokoh. Dia diminta maju. Dan alhamdulillah sang elit bersedia. Berbeda dengan elit yang satunya, kata orang-orang yang menemui elit yang kedua ini, mereka tak membawa isu kemiskinan, lebih tepatnya mereka tak tertarik. Baru kali ini saya mendengar ada orang yang tidak tertarik dengan kemiskinan. Jawaban itu entah benar-benar jujur atau hanya biar berbeda dengan elit yang satunya, cuma mereka dan cicak-cicak yang mendengar percakapan itu yang tahu.

Tak hanya elit-elit Gorontalo di Jakarta yang kena rayuan maut para blantik, elit-elit yang masih aktif menjabat pun didorong-dorong buat maju, siapa tahu mereka mau.

Memang untuk maju butuh dorongan, barangkali elit-elit itu tidak cukup percaya diri, malu-malu mau. Siapa, sih, yang tak punya hasrat buat menduduki jabatan Gubernur, dan kalau bisa langsung lanjut melompat ke jabatan itu setelah selesai dengan jabatan sebelumnya tanpa perlu menganggur lama-lama menunggu Pilgub 2029.

Itu sebabnya Pilgub 2024 nanti, kata orang-orang di Warkop Amal, akan terjadi perang bintang. Maksudnya perang antar elit Gorontalo di pusat dengan mereka yang lokalan. Ya sebenarnya yang pusat itu juga lokalan. Ini biar terdengar keren saja.

Elit-elit Gorontalo sebagian besar memang terbiasa berada di atas anjungan. “Disanjung-sanjung, dipuja-puji, disuapi, didorong-dorong buat baku rampas apa saja,” kata Jeksen Santiago. Ini fenomena umum, entah wajar atau tidak toh sudah menjadi kebiasaan. Jadi ya sudah dianggap wajar.

Elit-elit suka menggunakan kemiskinan buat kampanye. Entah sejak kapan itu dimulai, yang jelas sudah lama. Para aktifis menyebutnya “feodalisme baru”.

Ada yang terang-terangan menggoreng kemiskinan, ada pula yang tak mau langsung ke sana, mereka mengambil jalan memutar, seolah-olah bukan kemiskinan yang mau ditumpas melainkan perbaikan ekonomi. Ekonomi beres maka tak ada lagi orang gepeng. Ujung-ujungnya kemiskinan juga.

Di negara ini memang aneh. Tak ada larangan buat orang kaya raya yang meminta-minta jabatan kepada rakyat dalam pemilihan sambil menjual kemiskinan, sebaliknya, yang dilarang adalah gelandangan yang meminta-minta di jalanan, gepeng yang ke sana ke mari dengan mulut menganga sambil menjulurkan tangan. Di Gorontalo, yang begini ini sangat cepat ditindak, diberantas. “Beken kotor Gorontalo dorang,” kata salah seorang Satpol PP yang sering merazia gepeng.

Kemiskinan memang tak lebih dari sebuah bentor yang dipinjam buat bergaya, buat bersolek, dipinjam buat sampai ke tujuan oleh para elit. Namun, dalam waktu yang bersamaan, kemiskinan bisa kelihatan seperti tindakan kriminal. Harus dibabat. Dibersihkan.

Orang bilang, rakyat itu bos, sedang para politisi pejabat abdinya rakyat. Pembantu, begitu. Betul? Ya itu kalau di bangku kuliah memang diajarkan begitu. Tapi di lapangan, rakyat yang dibilang bos, yang disebut-sebut juragan itu kok ya miskin terus, yang kaya raya malah abdinya, malah pembantunya. Ini aneh. Tapi sudah biasa diterima begitu saja.

Toh selama ini orang miskin sudah biasa dibuat kenyang hanya dengan mengunyah janji palsu para kandidat. Berulang kali begitu. Sampai-sampai mereka tak tahu lagi bagaimana membedakan mana rasa kenyang dan dibodohi. Ini terlihat dari betapa murahnya orang-orang miskin menjual suaranya.

Kata Jeksen Santaigo, orang yang sebelum dapat hidayah adalah tukang “basiram serangan fajar”, biasanya dapat 50.000 per kepala. Kalau yang sedikit cerdas biasanya menaikan posisi tawar hingga 500.000 per kepala. Tapi ini juga masih bisa ditawar hingga kembali lagi menjadi 50.000. Ya mau tak mau harus diambil daripada makan angin.***

 596 total views

Tags: Gocekan SupolPilihan EditorSusanto Polamolo
Share6Tweet4SendShare
Previous Post

Plt. Anas Ingatkan Inspektorat Boalemo Agar Dapat Memaksimalkan Fungsi Pengawasan

Next Post

You Have To Watch Mariah Carey’s New Year’s Eve Nightmare in Times Square

Next Post

You Have To Watch Mariah Carey's New Year's Eve Nightmare in Times Square

Please login to join discussion
ADVERTISEMENT

TERKINI

Polemik Limbah Medis, Deprov Dinilai Cari Judul

Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan dan Cap SPBU, LSM Jaman Siap Laporkan 21 Bendahara OPD

25/05/2022
Hari ini, Kanwil Kemenkumham Gorontalo Periksa Kalapas Pohuwato dan Kasie Kamtib

Hari ini, Kanwil Kemenkumham Gorontalo Periksa Kalapas Pohuwato dan Kasie Kamtib

25/05/2022
Oknum Pejabat Lapas Pohuwato Diduga Pungli WB Karantina Hingga 5 Juta Rupiah

Dugaan Pungli Terhadap WB, LSM Jaman “Warning” Kemenkumham Wilayah Gorontalo

25/05/2022
Oknum Pejabat Lapas Pohuwato Diduga Pungli WB Karantina Hingga 5 Juta Rupiah

Oknum Pejabat Lapas Pohuwato Diduga Pungli WB Karantina Hingga 5 Juta Rupiah

24/05/2022
Wadir Pelayanan RSAS Dinilai Lakukan Pembohongan Publik

Diduga Diamkan Persoalan PDAM Bonbol, Kinerja DPRD Tak Sesuai Harapan

23/05/2022

TERPOPULER

  • Miris, Gadis 14 Tahun di Boalemo Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali 

    Miris, Gadis 14 Tahun di Boalemo Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali 

    3002 shares
    Share 1201 Tweet 751
  • 21 Bendahara OPD Setda Pohuwato Diduga Palsukan Tanda Tangan Dan Cap SPBU

    1048 shares
    Share 419 Tweet 262
  • Kasus Dugaan Korupsi Tanki Septic Dinas Perkim Masuk Babak Baru

    516 shares
    Share 206 Tweet 129
  • Oknum Pejabat Lapas Pohuwato Diduga Pungli WB Karantina Hingga 5 Juta Rupiah

    468 shares
    Share 187 Tweet 117
  • Oknum Aleg Pohuwato Diduga Terlibat Pengrusakan Lingkungan Cagar Alam Panua

    435 shares
    Share 174 Tweet 109

Fakta News merupakan media online yang menyajikan informasi yang aktual, akurat, menarik, berbasis kejujuran, keterpaduan, dan ikut menciptakan masyarakat tedidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil, sejahtera.

Follow Us

  • Pedoman Media Cyber
  • Contact
  • Redaksional
  • Sitemap
  • Privacy & Policy

Copyright © 2021 Fakta News - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Regional
      • Gorontalo
      • Maluku Tengah
      • Sulawesi Tengah
      • Surabaya
      • Hukum
  • Politik
  • Tajuk
  • Sejarah/Budaya
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gocekan SuPol

Copyright © 2021 Fakta News - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!