Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Pohuwato, Gerhana matahari cincin yang berlangsung pada 26 Desember disambut dengan antusias oleh masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia.
Gerhana matahari itu terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta berada pada titik terjauh dari bumi.
Hal Ini menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil dari matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Sebagai bentuk syukur atas karunia dan meyakini kekuasaan Allah, Masyarakat Pohuwato menggelar shalat gerhana matahari di Masjid Agung Baiturrahim yang dihadiri Wakil Bupati Amin Haras berama pejabat teras Pemda Pohuwato.
Bertindak selaku imam dan khatib, Kabag Kesra, Alwin Toma, menyampaikan bahwa peristiwa gerhana matahari yang sedang terjadi saat ini, yang sedang kita saksikan saat ini, sesungguhnya juga tak lebih sebagai tanda kekuasaan Allah. Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati momen-momen indah tersebut, dan kita juga bersyukur pada saat ini memiliki pengetahuan lebih banyak dalam gerhana matahari.
” Ilmu falak menunjukkan gerhana matahari terjadi akibat kesejajaran matahari, bulan dan bumi dari perspektif tiga dimensi dengan bulan berada di tengah-tengah keduanya. Kesejajaran itu adalah buah pergerakan bulan mengelilingi bumi dan pergerakan bumi mengelilingi matahari. Baik bulan dan bumi bergerak secara teratur mengikuti sunnatullah, ” mengutip perkataan Alwin Toma
Usai shalat gerhana matahari, Wabup Amin Haras ketika diwawancarai awak media menjelaskan bahwa, semua yang ada di bumi ini bahkan planet sekalipun adalah makhluk Allah dan tak satu pun yang lepas dari sunnatullah.
“Keberadaan alam semesta ini beserta segenap isinya diciptakan oleh Allah swt, baik berupa struktur skala makro alam semesta mulai dari galaksi, gugusan bintang-bintang hingga sistem keplanetan atau tata surya.
Semuanya adalah makhluk Allah,” ujarnya.
Sehinga inilah makna Allah sebagai Rabbul ‘âlamîn, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan. “Apapun dan siapapun, baik yang sudah kita ketahui hingga saat ini maupun yang belum. Allah SWT menciptakan segala sesuatu adalah tak lain sebagai ayat atau tanda akan keberadaan–Nya,” Tegasnya (FN07)