Faktanews.com (Daerah) – Provinsi Gorontalo, Jagung merupakan Komoditas unggulan Provinsi Gorontalo yang sangat penting dalam perekonomian daerah. Pelampauan target sekitar 1.6 juta ton adalah bukti komitmen Pemerintah Daerah dalam mendorong produksi dan produktivitas jagung. Tantangannnya adalah bagaimana menciptakan nilai tambah pada komoditas jagung agar dampak ekonominya bisa lebih dirasakan.
Hal ini terungkap pada Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Komoditas Jagung yang berlangsung di Desa Ayumolingo Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, Senin (05/11/2018). FGD ini dilaksanakan bersama Bapppeda Provinsi Gorontalo bersama United Nations Development Programme (UNDP) dan dihadiri OPD terkait Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi Gorontalo serta UNDP dan iGrow.
Menurut Nur Ayin Tuna, Kasubid Pertanian dan Pangan Bapppeda Provinsi Gorontalo, FGD bertujuan mendorong implementasi Perpres Nomor 59/2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya bidang pertanian. “Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pertemuan dan kunjungan lapangan UNDP dan iGrow Agustus silam,” ujar Ayin. Kepala Bidang Sosbud Bapppeda Provinsi Gorontalo Abd. Wahab Otaya yang hadir dalam kegiatan tersebut menekankan pentingnya koordinasi oleh semua pihak yang terkait dalam pencapaian output, serta peran yang aktif dari pihak kabupaten sebagai lokasi yang mendapatkan kepercayaan dalam pelaksanaan program ini.
Dalam pengantarnya, Kepala Bidang Ekonomi Bapppeda Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, menyampaikan pentingnya penciptaan nilai tambah jagung untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah. Saat ini harga jual jagung di daerah ini sudah baik sesuai Peraturan Menteri Perdagangan terkait standard harga jual jagung. Harga jual ini tentu akan jauh lebih tinggi jika penjualannya bukan hanya dalam bentuk pipilan mentah, tetapi produk olahan jagung.
“Penciptaan nilai tambah komoditas ini sejalan dengan kebijakan transformasi ekonomi melalui industri. Untuk mendukung ini Pemprov Gorontalo tengah menyusun Rencana Pembangunan Industri (RPIP) Provinsi Gorontalo,” ungkapnya.
Menurutnya, Gorontalo harus mulai menata pengembangan ekonomi lokalnya by design agar mampu mengkomodir semua permasalahan yang dihadapi yang masih dihadapi seperti permodalan, ethical sharing hingga masalah lingkungan. Aryanto mengusulkan diterapkannya pertanian berkelanjutan agar pengembangannya tidak hanya memberi dampak besar bagi sosial ekonomi masyarakat saat ini namun juga tidak meninggalkan masalah bagi generasi berikutnya.
Pembicara dari UNDP, Juliaty Ansye Sopacua menekankan bahwa kerja sama yang dibangun oleh Pemerintah Daerah dengan pihak UNDP dan iGrow bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani karena selama ini hasil hanya dinikmati oleh para pemilik modal dan para penampung.
“Perlu dicarikan solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pihak petani” ungkapnya. Sementara Direktur Operasional iGrow Ades Suherman menyatakan bahwa masalah yang sering dihadapi oleh pihak petani yaitu akses pasar, skill petani dan permodalan.
Menurutnya, solusi yang ditawarkan iGrow adalah kerjasama langsung dengan petani dan pemilik lahan dan akan ada 1 (satu) orang operator yang ditunjuk untuk mendampingi petani. Aryanto, Ansye dan Ades sepakat menjabarkan konsep pertanian berkelanjutan di Gorontalo agar selaras dengan tujuan pencapaian SDGs. Untuk itu perlu didorong pemahaman mendalam tujuan SDGs dan aplikasinya dalam berbagai program pembangunan. Ketiganya sepakat konsep pertanian berkelanjutan ini dimulai dengan perubahan pola piker (mindset) semua stakeholder pertanian terutama para petani.(Nu-Red/Adv)