Faktanews.com (Daerah) – Kabupaten Pohuwato, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, menjadi kata yang pantas buat semua penerus Oemar Bakri yang ada di Negeri ini, perjuangan yang mereka lakukan guna melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang berkualitas, kini dikarenakan politik semata mereka dihadapkan dengan berjuta kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.
Kabupaten Pohuwato, menjadi sebuah Daerah yang notabenenya hampir semua pejabat daerah berasal dari dunia pendidikan, tapi kini seolah-olah demi terpenuhi nafsu sakit hati dari Tim Sukses Pilkada yang diselenggarakan di tahun 2015 kemarin menjadi suatu musibah dari Guru Honorer yang ada di Kecamatan Paguat dan Dengilo.
Pasalnya kedua guru honorer tersebut harus sabar menunggu insentive yang sudah 4 bulan tak dibayarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato dikarenakan kedua guru hororer tersebut dianggap tidak memilih pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih pada tahapan Pemilihan Kepala Daerah 2015 silam.
Saat awak media ini dihubungi oleh salah satu keluarga guru yang enggan menyebutkan namanya, “ Pak tolong dipertanyakan di Dinas Pendidikan kenapa insentive guru honor di Paguat Dengilo tidak dicairkan,? Mereka sudah menghadap ke Ibu Dolly Mbuinga untuk memohon agar Insentive segera dicairkan namun Ibu Dolly merekomendasikan guru tersebut untuk meminta maaf sama Pak Meki, sementara beliau tidak kerja di Dinas melainkan Tim Sukses dari Pak Bupati “ Jelasnya seraya menambahkan
“ Dikarenakan kebutuhan hidup kedua guru honorer tersebut meminta maaf kepada pak meki sesuai rekomendasi ibu Dolly sambil membungkuk, tolong ditanyakan kepada dinas apa memang seperti itu prosedurnya” Tutupnya
Ditempat terpisah, saat awak media ini menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato Lusiana Bouty menjelaskan “ Mereka itu adalah guru, seharusnya mereka datang ke Dinas, bukan melapor disana sini, itu semua karena kelakuan mereka sendiri” Jelasnya dengan nada tinggi
Berbeda dengan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Gorontalo, Prof. Dr. Ani M. Hasan, M.Pd saat awak media ini meminta tanggapan atas tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato, “ Seharusnya Dinas harus menyikapi masalah ini dengan professional, jangan hanya dikarenakan suatu problem politik sehingga kedua guru honorer tersebut tidak menerima hak mereka, setiap warga Negara kan wajib memilih dan dipilih, jadi setidaknya pihak Dinas harus menghargai hak-hak mereka.” Jelasnya.
Berbagai pertanyaan yang muncul atas tindakan yang diambil oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato saat ini, apakah dinas akan tetap mencairkan insentive jikalau suasana hati para tim sukses itu mulai reda.? Bersambung. (Jho)