Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Hukum & Kriminal

Aniaya Alumni Fakultas Teknik Dengan Senjata Tumpul, Oknum Dosen UNG Dilaporkan ke Kepolisian

×

Aniaya Alumni Fakultas Teknik Dengan Senjata Tumpul, Oknum Dosen UNG Dilaporkan ke Kepolisian

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Faktanews.com (Hukum) – Provinsi Gorontalo. Entah apa yang membuat oknum Dosen Fakultas Hukum UNG Taufik Zulfikar Sarson, tiba-tiba mengejar pengendara motor yang berpapasan dengan dirinya di depan kampus UNG. Tak hanya mengejar, putra dari Guru Besar UNG Prof. Sarson Pomalato ini juga menganiaya dua alumni Fakultas Teknik UNG di halaman kampus UNG. Bahkan dosen ini menganiaya dengan menggunakan senjata tumpul berupa “knuckle” hingga membuat kedua korban cedera di bagian kepala dan punggung.

Example 300x300

Informasi yang berhasil dirangkum, kejadian bermula saat sekitar pukul 23.00 WITA Arbi Wilianto dan Fahri Kamaru berboncengan ingin mengunjungi sekretariat Mapala Alaska di kampus Fatek UNG. Alumni Fakultas Teknik ini rencananya akan meninjau kesiapan acara Orientering untuk pengambilan nomor urut anggota penuh Mapala Alaska.

Di depan kampus mereka hampir bertabrakan, dan Arbi menegur dengan suara keras dan melanjutkan perjalanannya menuju Sekretariat Mapala Alaska di halaman belakang kampus UNG.

Saat berhenti di depan sekretariat, Arbi dan Fahri terkejut ada sosok yang tak dikenal berbadan kekar turun dari sepeda motor N-MAX. Keduanya mengaku sosok tersebut hampir bertabrakan di depan kampus beberapa saat sebelumnya. Begitu sampai, sosok ini langsung berteriak lantang. “Ngoni tidak tau pa kita ? Kita Taupik, kita Dosen Hukum disini, cari kita di hukum,” hardik Taufik Zulfikar Sarson yang belakangan diketahui adalah oknum dosen Fakultas Hukum UNG ini.

Teriakannya yang keras membuat anggota Mapala Alaska yang sedang melakukan rapat langsung keluar ketakutan. Mereka kaget, ada senior mereka yakni Arbi dan Fahri sedang bersitegang dengan oknum dosen UNG di depan sekretariat.

“Kami sempat melihat senior kami meminta maaf kepada oknum dosen tersebut, tapi kedua senior kami justru mereka mendapat pukulan keras di bagian kepala hingga kak Arbi langsung roboh seketika,” ungkap Ketua Mapala Alaska, Septiani Puti yang turut menyaksikan kejadian tersebut.

Melihat dosen yang sedang kalap yang menganiaya senior mereka, mereka merespons dengan hendak membantu. Namun, bantuan diurungkan karena kedua senior mereka langsung memerintahkan agar tak ikut campur dalam masalah ini.

“Torang pengurus mapala langsung dia suru maso ka sekret, jangan iko campur kata bukan ngoni pe urusan,” jelas Septiani.

Meski sudah memohon maaf berulang kali, oknum dosen tersebut justru mengambil senjata tumpul berupa knuckle (cincin tinju besi) dari motornya. Dengan alat cincin tinju besi tersebut, secara membabi buta menyerang dua orang alumni Fakultas Teknik UNG ini.

Teman-teman korban yang berada di TKP, saat melerainya justru ditantang oleh oknum dosen tersebut. Bahkan dengan murkanya dia mengatakan kalimat provokasi yang entah ditujukan kepada siapa. “Dia bilang Kita nyanda pake ngoni samua disini, dan terus membabi-buta menganiaya kami,” ujar Arbi.

Beberapa mahasiswa Fakultas Teknik yang berada di TKP merasa tersinggung, hingga baku hantam tak terhindarkan lagi. Mereka tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya akibat sempoyongan akibat hantaman senjata tumpul. Akibatnya mereka tak bisa mengingat lagi dengan jelas kejadian setelahnya. “Kami justru kaget baca berita di sejumlah media online bahwa dia dikeroyok,” tandas Arbi.

Akibat sikap arogan oknum dosen tersebut, Arbi mendapat bogem mentah dua kali di pelipis kirinya serta pukulan keras diubun-ubun dengan menggunakan Knuckle, hingga Arbi masih merasakan sakit di bagian kepala. Hal yang sama juga dirasakan Fahri Kamaru, bahkan pipi kanannya dan bahu kirinya terkena goresan Knuckles. Sementara, Taufik Zulfikar mendapat luka serius dibagian kepalanya.

Imbas dari perbuatan oknum dosen tersebut, korban melaporkanya ke Polsek Kota Tengah. Saat dikonfirmasi Kapolsek Kota Tengah Iptu. Tadjudin Mantali membenarkan sudah menerima laporan dari korban penganiayaan. “Ya, satu korban sudah kami ambil BAP Pukul 18.00 (30/11) semalam dan akan dilanjutkan dengan penyelidikan lanjutan mengingat oknum dosen juga mengaku sebagai korban pengeroyokan dan sudah melapor di Polres Gorontalo Kota,” ujarnya. (Tim Faktanews.com)

Example 300x300 Example 300x300
Example 120x600
rtp slot